Arrmanatha Nasir Sebut Indonesia dan Turki Punya Kesamaan Sikap soal Palestina
Wamenlu Arrmanatha Nasir menegaskan posisi Indonesia dan Turki dalam isu Palestina.
![Arrmanatha Nasir Sebut Indonesia dan Turki Punya Kesamaan Sikap soal Palestina](https://statik.tempo.co/data/2025/02/13/id_1377090/1377090_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri RI angkat bicara soal kerja sama Indonesia dan Turki, khususnya dalam penyelesaian konflik di Gaza. Menurut dia, Indonesia dan Turki sama-sama memiliki kedekatan dengan Palestina.
Pernyataan itu Arrmanatha sampaikan usai pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada beberapa waktu lalu.
Arrmanatha mengatakan Indonesia dan Turki merupakan bagian dari kelompok D-8 Organization for Economic Cooperation (OEC) yang sama-sama memiliki perhatian terhadap Palestina.
"Indonesia dan Turki, termasuk di dalam kelompok D-8 OEC yang terus mendorong isu-isu Palestina, terutama dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, agar mendapat pengakuan Palestina," kata Arrmanatha saat menggelar konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Kamis, 13 Februari 2025.
Arrmanatha menuturkan pertemuan Prabowo dan Erdogan merupakan bagian dari komitmen paling tinggi dari kedua kepala negara untuk terus mempererat komunikasi, termasuk dalam persoalan Palestina.
"Jadi, bukan sesuatu yang kita akan rancang, tapi itu bukan bagian dari upaya terus untuk meningkatkan komunikasi bersama," ujar Arrmanatha yang berharap hubungan erat Indonesia dan Turki dapat berdampak baik.
Sebelumnya, Presiden Erdogan memuji ketegasan Indonesia dalam membela . Hal itu ia sampaikan dihadapan Presiden Subianto saat keduanya melakukan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 12 Februari 2025.
"Mengenai masalah Palestina, saya mengapresiasi sikap bangsa Indonesia yang sangat tegas," tutur Erdogan.
Pada perjumpaan itu, Erdogan juga menegaskan sikap Turki yang turut membela Palestina. Ia berpendapat kemerdekaan 'East Jerussalem' yang merupakan bagian dari Palestina tidak bisa lagi ditunda.
"Saya ingin menekankan lagi dengan tegas bahwa ‘East Jerussalem’ yang didirikan pada 1967 kemerdekaannya dan kedaulatannya berdirinya negara Palestina yang merdeka itu tak bisa diundur-undur lagi," ucapnya.
Selain itu, Erdogan memandang segala upaya yang menghalangi kedaulatan Palestina hanya akan menambah masa konflik yang berimbas pada ketidakstabilan global. Ia berharap kesepakatan antara Turki dan Indonesia dapat menjadi jembatan bagi kemaslahatan warga Palestina.
"Segala kesepakatan diskusi yang telah kami lakukan bersama, saya harap menjadi perantara bagi banyak kebaikan. Sekali lagi saya mengucapkan dari hati paling dalam," kata .
Hendrik Yaputra dan Eka Yudha Saputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor:
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik