BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Waspada

Warga memancing saat cuaca mendung.REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Balikpapan memperkirakan potensi cuaca ektrem selama 10 hari awal bulan Februari. BMKG meminta masyarakat waspada...

BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta Waspada
Warga memancing saat cuaca mendung.
Warga memancing saat cuaca mendung.

– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Balikpapan memperkirakan potensi cuaca ektrem selama 10 hari awal bulan Februari. BMKG meminta masyarakat waspada terhadap dampak hujan dengan intensitas sedang.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto mengingatkan, hujan itu berpotensi disertai petir dan angin kencang. Sehingga dapat menimbulkan pelbagai risiko seperti jalan licin, banjir, sungai meluap, pohon tumbang, tanah longsor, dan potensi bahaya lain.

Kukuh menjelaskan bulan Januari sampai awal Februari menjadi puncak musim hujan pertama di Kaltim. “Sedangkan puncak musim hujan kedua diperkirakan terjadi pada akhir Maret hingga April,” ujarnya, Kamis (6/2/2025).

Untuk itu ia meminta masyarakat agar selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang belakangan telah menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah daerah.

Meski curah hujan cenderung menurun pada Februari, hujan lebat dalam durasi singkat serta hujan lokal berpotensi meningkat, disertai angin kencang.

Ia menilai secara umum, musim hujan tahun ini mengalami anomali dengan curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata normal dalam 30 tahun terakhir.

“Peningkatan curah hujan ini disebabkan pengaruh La Nina,” terangnya.

Meski dalam kondisi lemah aliran uap air dari Samudra Pasifik ke wilayah Indonesia, termasuk Kaltim menyebabkan penambahan kelembapan udara yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.

Dari hasil analisis BMKG, sejumlah wilayah yang mengalami curah hujan lebih tinggi, antara lain, Kabupaten Kutai Timur, Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara bagian barat, dan Berau.

Kondisi ini terutama terlihat sejak Desember hingga Januari lalu.

BMKG secara rutin mengeluarkan informasi terkait potensi cuaca ekstrem maupun kekeringan. Data prakiraan cuaca dikirim setiap hari ke instansi terkait, termasuk BPBD, dalam bentuk peringatan dini atau early warning untuk periode 10 harian, 3 harian, hingga harian jika diperlukan.

“Kami terus memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem, termasuk curah hujan tinggi pada Januari dan awal Februari ini,” jelasnya.

Namun, dampak bencana seperti banjir di Samarinda tidak hanya dipengaruhi hujan lokal, tapi juga kondisi pasang air sungai. Jika hujan lebat terjadi bersamaan dengan pasang, banjir bisa bertahan lebih lama.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar lebih memahami kondisi lingkungan sekitar, terutama di daerah yang rawan banjir dan longsor. Serta memiliki kesadaran untuk melakukan evakuasi mandiri.

“Masyarakat harus peka kondisi lingkungannya dan berperan aktif menjaga lingkungan. Seperti menanam pohon di sekitar rumah. Dengan begitu, risiko bencana dapat diminimalkan,” pesan Kukuh.

Yan Andri