Tanggapi Sinyal Reshuffle Kabinet Prabowo, Sekjen Minta Menteri Gerindra Kerja Keras
Prabowo sebelumnya buka suara soal sinyal reshuffle usai 100 hari masa kerjanya.
![Tanggapi Sinyal Reshuffle Kabinet Prabowo, Sekjen Minta Menteri Gerindra Kerja Keras](https://statik.tempo.co/data/2025/02/06/id_1375398/1375398_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta -
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta para
menteri dari Gerindra di Kabinet Presiden Subianto bekerja
keras, di tengah munculnya sinyal perombakan atau .Muzani mengaku yakin para menteri Gerindra di
kabinet Prabowo membantu Presiden sepenuhnya dengan ketulusan
dan kerelaan. “Sehingga saya minta untuk bekerja keras dan
sungguh-sungguh membantu Presiden,” kata dia saat ditemui awak
media di kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Februari
2025.
Wakil Ketua MPR itu mengatakan persoalan reshuffle merupakan
hak presiden sepenuhnya selaku kepala pemerintahan. Ia percaya
keseluruhan Partai Gerindra bakal mendukung semua pandangan dan
keputusan yang akan diambil Prabowo.
Meski begitu, Muzani mengklaim belum tahu detail tentang reshuffle. “Tapi kapan, kami terus terang belum tahu. Siapa (orangnya), apa lagi. Saya lebih enggak tahu,” ujar dia.
Prabowo sebelumnya buka suara soal sinyal reshuffle usai 100 hari masa kerjanya. Dirinya mengungkap akan menyingkirkan pembantunya yang tidak mau benar-benar bekerja untuk rakyat. “Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan,” ujar Prabowo kepada awak media di puncak acara Hari Lahir Nahdlatul Ulama atau Harlah NU ke-102 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Prabowo mengatakan, rakyat menuntut pemerintah berjalan dengan bersih. Oleh karena itu, pemerintah juga harus bekerja murni untuk kepentingan bangsa dan rakyat. “Kami ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat, tidak ada kepentingan lain,” kata dia.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, yang juga Ketua Harian
Partai Gerindra, mengaku mendengar bahwa ada menteri yang masih
kurang seirama dalam melaksanakan kinerjanya. Namun dia pun
belum mengetahui secara persis sosok menteri yang dimaksud. Dia
pun mengatakan bahwa Prabowo ingin berbuat kebaikan untuk
kesejahteraan rakyat dengan menunaikan janji kampanyenya dan
visi Asta Cita.
“Nah memang saya ada dengar keluhan sedikit-sedikit tentang
masih ada yang kemudian kurang seirama. Nah apakah itu yang
dimaksud, nanti kita akan lihat seperti apa,” kata Dasco itu di
Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2025, dikutip
dari Antara.
Sejumlah menteri di kabinet Prabowo mendapat rapor merah versi Center of Economic and Law Studies atau Celios. Daftar para menteri yang dinilai memiliki kinerja buruk bisa dilihat dalam studi Celios bertajuk “Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran” yang terbit pada 21 Januari 2025.
Celios menilai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai
memiliki kinerja terburuk nomor satu. Menteri Koperasi Budi
Arie Setiadi berada di posisi kinerja terburuk kedua, Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di
posisi ketiga, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di posisi
keempat, dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Yandri Susanto di posisi kelima. Di dalam kategori “Menteri
yang perlu di-reshuffle”, Raja Juli Antoni juara satu, disusul
oleh Budi Arie dan Bahlil. Pigai dan Yandri menempati posisi
keempat dan kelima sebagai menteri yang dinilai perlu
dikeluarkan dari kabinet.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam
penulisan artikel ini.