Respons 3 Media Besar di Israel Sikapi Rencana Trump Ini Mengejutkan, Apa Kata Mereka?

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV— Beberapa surat kabar terkemuka di Israel mengkritik rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan penduduknya sebagai sesuatu yang tidak masuk...

Respons 3 Media Besar di Israel Sikapi Rencana Trump Ini Mengejutkan, Apa Kata Mereka?

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV— Beberapa surat kabar terkemuka di Israel mengkritik rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengambil alih dan memindahkan penduduknya sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan manipulatif, dan salah satu surat kabar tersebut bahkan menyerukan kepada warga Israel untuk menolak rencana tersebut.

Mengomentari proposal tersebut, Alex Winston, editor berita Jerusalem Post, mengatakan bahwa Trump telah melemparkan sebuah bom diplomatik ke dalam kontroversi di Timur Tengah.

Dikutip dari Aljazeera, Kamis (6/2/2025), dia menambahkan bahwa proposal tersebut tidak layak meskipun presiden AS berniat untuk mengembangkan Gaza, menciptakan ribuan lapangan kerja dan mengubah Jalur Palestina menjadi pusat internasional.

Dalam sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (4/2/2025), Trump mengumumkan niatnya untuk mengambil alih Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina dari sana.

Trump tidak menutup kemungkinan untuk mengerahkan pasukan AS untuk mendukung rekonstruksi Jalur Gaza, dan memprediksi bahwa AS akan memiliki "kepemilikan jangka panjang" di Jalur Palestina.

Namun, rencana tersebut memicu reaksi langsung dan meluas, dengan Palestina melihatnya sebagai upaya pemindahan paksa yang terselubung, sementara Israel tampak berhati-hati dan negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania dengan cepat menolaknya sejak diumumkan.

Menurut artikel tersebut, rencana tersebut tampaknya tidak dapat dilaksanakan, karena pendudukan militer Amerika Serikat di Jalur Gaza - jika hal itu terjadi - akan menjadi mimpi buruk logistik dan politik.

BACA JUGA:

Pengalaman Amerika dari perang-perangnya di Irak dan Afghanistan telah mengajarkan para pejabat senior Pentagon bahwa negara-negara Arab tidak akan pernah secara terbuka menerima eksodus massal warga Palestina ke wilayah mereka, dan bahkan Israel pun sadar akan konsekuensi dari langkah semacam itu.

Namun Winston percaya bahwa rekam jejak Trump di bidang real estate dan politik menunjukkan bahwa tujuannya bukan untuk menduduki Gaza, tetapi untuk memaksa negara-negara tetangga Arab Israel mengambil peran yang lebih aktif dalam menyelesaikan krisis.

"Kejutan" dari proposal "revolusioner" ini akan mendorong Mesir, Yordania dan negara-negara Teluk untuk bertindak dengan cara-cara yang selama ini mereka tolak, katanya.

"Untuk lebih jelasnya, peluang Amerika Serikat untuk mengambil alih Gaza mendekati nol karena ide tersebut memiliki terlalu banyak hambatan yang tidak dapat diatasi," katanya.

Loading...