Bos Pengusaha Ekspor Wanti-wanti Trumponomics akan Ubah Lanskap Perdagangan Internasional
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia menyebut Donald Trump akan mengutamakan kebijakan ekonomi untuk kepentingan negaranya sendiri
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno mewanti-wanti efek kebijakan ekonomi proteksionis Presiden Amerika Serikat . Ia berujar, efek dari kebijakan ini akan mengubah lanskap perdagangan internasional. “Sekarang ada Trumponomics. Trump akan melakukan sesuatu. Apakah bisa lolos dari efek Trump ini? Efek Trump ini akan mengubah lanskap perdagangan internasional,” ujar Benny dalam pengukuhan GPEI di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025.
Benny mengatakan, Trump akan mengutamakan kebijakan ekonomi untuk kepentingan negaranya sendiri. Kebijakan ini biasa disebut dengan America First. Tapi Benny mengatakan, Indonesia juga bisa menggaungkan Indonesia first.
Menurut Benny, Indonesia memiliki kebijakan politik luar negeri bebas-aktif. Beralaskan prinsip ini, Indonesia kini sedang berproses menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (The Organisation for Economic Co-operation and Development-OECD). Di saat bersamaan, pemerintah memutuskan menjadi anggota BRICS. “Ini dua kutub yang sangat berbeda,” tuturnya.
Slogan America First muncul pada periode pertama pemerintahan Trump, 2016-2020. Di bidang ekonomi, slogan ini diejawantahkan dalam bentuk pengenaan tarif yang tinggi terhadap produk-produk impor dari berbagai negara, terutama Cina. Kebijakan ini bertujuan memperbaiki neraca perdagangan Amerika yang selalu defisit. Buntut kebijakan ini adalah Cina kehilangan sebagian besar pangsa pasarnya di AS.
Cina yang tengah mengalami oversupply kemudian menyasar negara-negara lain untuk menjual rugi produknya dengan harga murah. Indonesia salah satunya. Banjir produk impor dari Negeri Tirai Bambu belakangan digadang-gadang menjadi penyebab industri manufaktur dalam negeri terpuruk.
Terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat
dikhawatirkan akan kembali mencuatkan kebijakan proteksionis
itu. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Widjaja
Kamdani mengatakan kebijakan proteksionisme Trump dapat memicu
kembali perang dagang yang berdampak meningkatkan biaya ekspor
berbagai negara ke Amerika. Jika produknya terhambat masuk ke
pasar AS, produsen Cina akan mengalihkan ekspor mereka ke Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.
Saat berkampanye pada Februari 2024, Trump berjanji
meningkatkan tarif bea masuk hingga 60 persen untuk produk asal
Cina. Bahkan tarifnya bisa lebih tinggi dari itu. Selain itu,
Trump berencana menerapkan bea masuk 20 persen untuk produk
impor dari negara-negara lain. Alasannya: melindungi produk
Amerika. Penerapan tarif 20 persen untuk produk yang masuk ke
Negeri Abang Sam juga berisiko terjadi pada barang-barang dari
Indonesia.