ExxonMobil Investasi Proyek Penangkapan Karbon dan Petrokimia Rp 162 T di RI
ExxonMobil investasi senilai US$ 10 miliar atau Rp 162, 4 triliun di Indonesia untuk proyek penangkapan karbon.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk proyek petrokimia serta penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) di Indonesia. Kerja sama tersebut berupa investasi senilai US$ 10 miliar atau Rp 162,4 triliun.
“Ini adalah signing daripada MOU, dimana MOU ini salah satu proyeknya adalah carbon capture and storage, dan juga terkait dengan industri di petrokimia. Plastic dan synthetic fiber, ya seperti itu, terutama plastik,” ujar Menko Airlangga dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (23/1).
Nota kesepahaman tersebut menandai komitmen bersama untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, Airlangga menilai hal ini dapat membuka peluang besar bagi pengembangan sektor petrokimia di Indonesia.
Selain itu, MoU tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi potensi investasi ExxonMobil dalam pembangunan kompleks petrokimia kelas dunia di Indonesia, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai US$ 10 miliar.
Airlangga menyampaikan bahwa proyek tersebut turut mendukung kebijakan hilirisasi dari Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, proyek tersebut membantu menciptakan lapangan pekerjaan selama masa konstruksi. Proyek tersebut juga menjadi wujud komitmen pembangunan berkelanjutan karena pembangunan CCS tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 hingga sebesar 90%.
"Proyek ini diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali," ujarnya.
Selain berbagai dampak tersebut, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi aspek penting yang menjadi prioritas. Untuk itu, ExxonMobil berkomitmen untuk melatih tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis lokal melalui berbagai kemitraan strategis.
Ke depan, MoU tersebut diharap dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut. Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.
“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi yang berhasil di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat, dan semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” pungkas Menko Airlangga.