Bos Superbank Beri Penjelasan Soal Kabar IPO, Intip Strategi Bisnis Terdekat
Presiden Direktur PT Super Bank Indonesia Tigor M Siahaan menyampaikan belum ada langkah untuk melakukan pencatatan saham melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia atau BEI,
Presiden Direktur PT Super Bank Indonesia Tigor M Siahaan menyampaikan belum ada langkah untuk melakukan pencatatan saham melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia atau BEI dalam waktu dekat. Menurut Tigor, Superbank saat ini masih fokus mengembahkan bisnis apalagi bank digital itu baru meluncur Februari 2023.
Lebih jauh ia mengatakan, saat ini konsentrasi Superbank bukan terhadap market, tetapi pada integrasi sistem. Ia mengatakan, perseroan memiliki cukup sumber daya untuk mewujudkan strategi perusahaan.
"Pendanaan untuk pengembangan lebih dari cukup, sebab total ekuitas kami di atas 5 triliun," kata Tigor ketika ditemui di sela-sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan OJK, Selasa (11/2).
Tigor mengatakan perusahaan memiliki shareholders yang sangat mendukung pengembangan perusahaan. "Sehingga kapan pun membutuhkan dana itu sangat mudah kok sebenarnya," ujar Tigor.
Sebelumnya berdasarkan laporan Bloomberg yang mengutip sumber yang tak disebutkan namanya, Superbank yang merupakan entitas konglomerasi bisnis Emtek ini tengah mencari penasihat keuangan untuk membantu potensi penjualan sahamnya.
Perusahaan diperkirakan dapat mengumpulkan dana segar antara US$ 200 juta (Rp 3,26 triliun) hingga US$ 300 juta (Rp 4,89 triliun) dalam IPO ini. Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengejar valuasi antara US$ 1,5 miliar (Rp 24,46 triliun) hingga US$ 2 miliar (Rp 32,6 triliun) dalam penawaran umum perdana (IPO).
Rencana ini masih dalam tahap awal dan belum tentu mencapai kesepakatan. Sumber Bloomberg yang tak disebutkan namanya itu menyebut rincian terkait nilai penawaran IPO Superbank masih bisa berubah.
Perwakilan dari Emtek dan Singtel belum merespons kabar ini. Sementara itu, Grab dan Kakao Bank menolak berkomentar. Kepala keuangan korporat dan hubungan investor Super Bank, Ekaputra Aditya, menyatakan perusahaan tidak dapat menanggapi rumor atau spekulasi.