BPS: Kebijakan diskon tarif listrik redam inflasi Bengkulu

Badan Pusat Statistik menyatakan kebijakan Pemerintah Pusat memberlakukan diskon tarif listrik 50 persen bagi ...

BPS: Kebijakan diskon tarif listrik redam inflasi Bengkulu

Bengkulu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan kebijakan Pemerintah Pusat memberlakukan diskon tarif listrik 50 persen bagi masyarakat pelanggan PLN daya 450VA, 900VA, 1.300VA dan 2.200VA ternyata berdampak besar dalam meredam inflasi Provinsi Bengkulu.

"Bahkan Bengkulu pada Januari 2025 ini mengalami deflasi 0,59 persen atau inflasi minus 0,59 persen. Padahal beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan inflasi Januari ini, namun tidak mampu mengimbangi angka deflasi dari diskon tarif listrik," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.

Dia mengatakan sebenarnya kelompok makanan minuman dan tembakau mendorong naiknya angka inflasi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025 sebesar 0,8 persen.

Komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng dan daging ayam ras pada awal 2025 ini mengalami kenaikan dan menjadi komoditas pendorong inflasi.

"Jadi kalau kita lihat di sana memang ada yang mengalami inflasi agak tinggi seperti makanan minuman dan tembakau, namun belum mampu memberi pengaruh besar karena terjadinya deflasi 1,55 persen dari sisi tarif listrik, artinya memang betul-betul kebijakan penurunan diskon tarif listrik memang cukup signifikan berpengaruh terhadap inflasi yang terjadi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025," katanya.

Provinsi Jawa Bengkulu pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,59 persen (mtm) atau mengalami inflasi minus 0,59 persen (mtm), atau secara tahunan sebesar 0,09 persen (yoy).

Inflasi Bengkulu jauh melandai ketimbang dengan Desember 2024 yang mengalami, pada akhir tahun kemarin inflasi Bengkulu berada pada 0,34 persen (mtm).

Meskipun mengalami deflasi pada awal tahun, Win Rizal tetap mengingatkan Provinsi Bengkulu kemungkinan kenaikan inflasi di bulan-bulan ke depan mengingat pergerakan harga komoditas bahan pokok yang terdorong lebih tinggi akibat pengaruh pasokan komoditas.

"Harga cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan produksi akibat faktor cuaca, dan berkurangnya pasokan mendorong kenaikan. Harga kelapa sawit di tingkat petani dan harga jual pengepul kelapa sawit ke pabrik mengalami penurunan," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025