Cabup-cawabup Pilkada Bojonegoro Bicara Ketahanan Pangan
Cabup-cawabup Pilkada Bojonegoro Bicara Ketahanan Pangan. ????Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup) di Pilkada Bojonegoro 2024, Setyo Wahono-Nurul Azizah vs Teguh Haryono-Farida Hidayati. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bojonegoro (beritajatim.com) – Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup) di Pilkada Bojonegoro 2024, Setyo Wahono-Nurul Azizah vs Teguh Haryono-Farida Hidayati berbicara soal strategi ketahanan pangan.
Potensi ketahanan pangan di Bojonegoro cukup besar dan termasuk penyumbang padi terbesar di Jawa Timur. Pada 2023, Bojonegoro masuk 15 besar daerah penghasil beras terbesar kabupaten/kota di Jawa Timur.
Jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dari Kabupaten Bojonegoro sebesar 407.637 ton, dengan luas tanam 162.762,5 hektar.
Pada debat publik pamungkas yang digelar Minggu (17/11/2024) malam, masing-masing pasangan calon bupati dan wakil bupati diminta untuk menjelaskan program unggulan untuk ketahanan pangan dari sektor pertanian.
Cabup nomor urut 01, Teguh Haryono menjelaskan, persoalan pertanian saat ini sangat kompleks. Selain faktor manusianya juga perlu intervensi penggunaan teknologi. Kemajuan teknologi bisa dipakai untuk meningkatkan produksi pangan.
Untuk mengurai persoalan tersebut, Teguh menawarkan program satu insinyur pertanian mendampingi petani di 10 desa. “Insinyur ini diharapkan bisa berdiskusi secara langsung, dan mencari solusi yang tepat,” ujarnya.
Saat debat publik ketiga Pilkada Bojonegoro 2024 itu, pihaknya berjanji akan memperkuat badan usaha pangan, bantuan benih, sistem pengairan, permodalan, memperkuat BUMDes sektor pangan untuk menampung dan menbeli hasil pertanian saat suplai berlebihan.
Selain itu, pihaknya juga akan mendukung anak muda untuk menjadi smart farmer. “Masalah pertanian harus diserahkan kepada ahlinya, salah satunya dengan pendampingan 1 insinyur 10 desa,” tambah calon Wakil Bupati Farida Hidayati.
Sementara, calon bupati nomor urut 02, Setyo Wahono mengungkapkan, jika pertanian di Kabupaten Bojonegoro memang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian. Masalah utama adalah soal bibit dan jaringan irigasi pertanian.
“Seperti kita ketahui, secara geografis pertanian di wilayah selatan memiliki karakteristik pertanian kering. Berbeda dengan area persawahan yang berada di sekitar Sungai Bengawan Solo,” ujarnya.
Selain masalah bibit, hilirisasi pertanian perlu diperhatikan terutama pengolahan hasil pertanian. Sejauh ini, produk pertanian di Kabupaten Bojonegoro yang dijual banyak bahan mentah. Padahal, bisa diolah untuk dijual menjadi bahan jadi untuk menambah nilai ekonomi.
“Hilirisasi pertanian menjadi produk olahan menjadi proses penting untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian masyarakat Bojonegoro,” jelasnya.
Dalam proses pengolahan hasil pertanian itu, pihaknya akan membangun pusat pengolahan hasil pertanian yang juga akan menyerap banyak pekerja. Intervensi pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian menjadi unggulan dengan melalui BUMD, BUMDes, maupun kelompok tani.
“Peran Bulog juga jangan dikerdilkan. Karena perannya juga besar, selain BUMD maupun BUMDes” tambah Calon Wakil Bupati, Nurul Azizah.
Untuk diketahui, debat publik ketiga Pilkada Bojonegoro 2024, dengan tema Menyelesaikan Persoalan Daerah, Menyerasikan Pembangunan Daerah, Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kebangsaan. Dengan sub tema Pertanian, Pariwisata, Pemerintahan, dan Kebencanaan. [lus/beq]