China buka kemungkinan komunikasi dengan Menlu AS Marco Rubio

Pemerintah China menyebut tetap ada kemungkinan untuk berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco ...

China buka kemungkinan komunikasi dengan Menlu AS Marco Rubio

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyebut tetap ada kemungkinan untuk berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio yang diketahui mendapat sanksi dari Tiongkok pada 2020 karena pernah membela gerakan demokrasi Hong Kong.

"China akan dengan tegas membela kepentingan nasionalnya, tapi pejabat tinggi China dan Amerika perlu menjaga kontak komunikasi secara tepat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Selasa.

Senat Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1) menyetujui Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri, menjadikannya pejabat pertama dalam pemerintahan Donald Trump yang mendapat persetujuan pada hari pelantikan presiden.

Komunikasi antarpejabat tinggi tersebut, ungkap Guo Jiakun, juga termasuk kemungkinan kunjungan Presiden Trump ke China.

"Di bawah arahan strategis kedua kepala negara dan berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, China siap bekerja sama dengan pemerintahan baru AS untuk menjaga komunikasi, memperkuat kerja sama, mengelola perbedaan dengan tepat, dan mencapai kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-AS dari titik awal yang baru," jawab Guo Jiakun secara diplomatis saat ditanya wartawan soal kemungkinan kedatangan Trump.

Rubio sendiri akan mengemban tugas di tengah berbagai krisis dan konflik global, termasuk perang Rusia melawan Ukraina serta perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon yang melibatkan Israel.

Rubio (53), yang pertama kali terpilih menjadi anggota Senat pada 2010, dikenal karena sikap garis kerasnya terhadap Iran, Kuba, Venezuela, dan China.

Namun, belakangan ini ia semakin selaras dengan kebijakan luar negeri Trump, termasuk mendukung seruan untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina, yang menurutnya telah mencapai “kebuntuan” dan “perlu segera diselesaikan.”

Rubio juga memimpin upaya untuk melarang TikTok, dengan alasan bahwa aplikasi tersebut menyebarkan "propaganda pro-Hamas, anti-Israel" dan menimbulkan "ancaman eksistensial bagi negara kita."

Dalam sesi uji kelayakan dan kepatutan di Senat AS pada Rabu (15/1), Rubio nyebut bahwa China adalah "musuh yang paling kuat dan berbahaya yang pernah dihadapi AS".

Rubio mengatakan China memiliki unsur-unsur yang tidak pernah dimiliki Uni Soviet. "China juga adalah musuh dan pesaing teknologi, pesaing industri, pesaing ekonomi, pesaing geopolitik, pesaing ilmiah sekarang — di setiap bidang. Ini adalah tantangan yang luar biasa," demikian ungkap Rubio.

Dalam sesi uji kelayakan tersebut, Rubio menyampaikan bahwa sebagian besar pertumbuhan China telah mengorbankan AS dan "dalam waktu kurang dari 10 tahun, hampir semua hal yang penting bagi kita dalam hidup akan bergantung pada apakah China akan mengizinkan kita memilikinya atau tidak-- mulai dari obat tekanan darah yang kita konsumsi hingga film apa yang bisa kita tonton."

Rubio diketahui pada 10 Agustus 2020 mendapat sanksi dari pemerintah China bersama dengan politisi Partai Republik yaitu Ted Cruz dan 9 orang lain. Rubio dan Cruz diketahui adalah pendukung vokal pada gerakan demokrasi Hong Kong pada 2019

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025