Daftar Penghuni Indeks MSCI Februari 2025, CUAN, BREN, PTRO Gagal Masuk
CUAN, BREN, PTRO yang sebelumnya digadang masuk MSCI ternyata tidak tercantum dalam daftar tersebut.
![Daftar Penghuni Indeks MSCI Februari 2025, CUAN, BREN, PTRO Gagal Masuk](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2019/06/29/2019_06_29-08_49_49_2e016e7ea417a9f7e6ad3344622ef975_960x640_thumb.jpg)
Morgan Stanley mengubah konstituen Indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI per Februari 2025. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dua saham Indonesia yang tadinya jadi penghuni indeks MSCI Global Standard, kini masuk ke dalam MSCI Small Cap Index dan akan berlaku efektif mulai 3 Maret 2024.
“Tanggal pengumuman 11 Februari 2025, semua perubahan akan dilakukan pada penutupan 28 Februari 2024, tanggal efektif 3 Maret 2025,” demikian tertulis dalam pemgumuman MSCI, Rabu (12/2).
Sebanyak tiga emiten yang didepak dari indeks MSCI Global Standard, yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), hingga PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Kemudian PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masuk ke dalam MSCI small call cap menggeser PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).
Selanjutnya pengumuman tinjauan indeks untuk Mei 2025 dijadwalkan pada 13 Mei 2025, dengan perubahan yang akan mulai berlaku efektif pada 2 Juni 2025.
Sebelumnya PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), hingga PT Petrosea Tbk (PTRO), emiten yang dimiliki oleh orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, digadang-gadang masuk ke dalam indeks tersebut. Namun MSCI menegaskan ketiga saham itu tak masuk indeks setelah analisis dan masukan dari pelaku pasar terkait potensi masalah investasi.
Verdhana Sekuritas juga sempat memproyeksikan tiga saham yang mungkin keluar dari MSCI, yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
"Saham UNVR diperkirakan akan keluar dengan estimasi aliran keluar (outflow) sebesar US$ 52 juta atau setara 17 hari rata-rata nilai perdagangan harian (ADTV)," tulis analisis Verdhana Sekuritas dikutip Rabu (22/1).