PHE Banjir Tawaran Kelola Blok Migas Luar Negeri, Hanya Terima Kapasitas Jumbo
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan hanya akan melakukan akuisisi blok penggalian di luar negeri jika memiliki potensi setidaknya 100 juta barel setara minyak.
![PHE Banjir Tawaran Kelola Blok Migas Luar Negeri, Hanya Terima Kapasitas Jumbo](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2024/03/05/Direktur_Eksplorasi_PT_Pertamina_Hulu_Migas_PHE_Muharram_Jaya_Panguriseng-2024_03_05-18_24_11_e963e3176be2b3dc6fe7892ba7448490_960x640_thumb.png)
PT Pertamina Hulu Energi menyatakan hanya akan melakukan akuisisi blok penggalian di luar negeri jika memiliki potensi setidaknya 100 juta barel setara minyak atau MMBOE. Selain itu, PHE hanya akan menggarap blok migas baru jika berukuran minimal 500 MMBOE atau berstatus giant size.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, mengatakan sejauh ini pihaknya baru melakukan penggalian asing di dua negara, yakni Malaysia dan Aljazair. Menurutnya, kedua blok tersebut memiliki kapasitas di atas 100 MMBOE.
"Jadi ada ukuran yang kami tuju dalam penggalian di luar negeri. Kami hanya akan masuk ke blok asing kalau ukurannya 100 MMBOE sampai 150 MMBOE. Contohnya Aljazair yang kami ambil dengan ukuran sekitar 100 MMBOE," kata Muharram di Bali, Selasa (11/2).
Menzel Ledjmet Nord (MLN) Oil Field Algeria adalah salah satu lapangan migas di Gurun Sahara, Algeria yang telah beroperasi secara penuh oleh PT Pertamina (Persero) sejak Mei 2014, melalui subholding hulu. Blok ini memiliki kapasitas minyak sebesar 35.000 barrel of oil per day (BOPD) dan telah memiliki memiliki 58 solar panel yang menghasilkan 1,141 kilowatt hour (kWh) per tahun, sehingga berdampak pada penurunan emisi hingga 7.507 ton CO2 per tahunnya.
Adapun konsesi Pertamina di Aljazair telah diperpanjang pada medio 2023 menjadi hingga 2058. Muharram menekankan hasil minyak di Aljazair akan dikirim ke dalam negeri sesuai dengan arahan pemerintah.
Muharram mengakui mendapatkan banyak tawaran untuk menggarap blok migas di luar negeri. Namun pihaknya harus mempertimbangkan kondisi logistik pengiriman minyak dari negara pemberi penawaran ke dalam negeri untuk mematuhi arahan pemerintah.
Terbaru, Muharram mencatat pemangku kepentingan dari Suriname telah menawarkan pihaknya menggarap blok migas di Indonesia Sebelah Barat. Namun Muharram mengatakan pihaknya masih mempelajari penawaran tersebut lantaran ada risiko geopolitik dalam pelayaran dari Suriname ke dalam negeri.
"Bukan semata-mata minyaknya ada atau tidak, namun juga gangguan perjalanan minyak tersebut ke dalam negeri harus diperhatikan," katanya.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya menjajaki peluang kerja sama pengembangan hulu migas di negara-negara Amerika Latin dan Karibia atau yang biasa disebut Kawasan LAC
Fadjar menyampaikan, Kawasan LAC memiliki potensi migas yang cukup besar. Kawasan ini memiliki peluang bagi Pertamina untuk menjajaki kerja sama pengembangan wilayah kerja migas.
Menurut Fadjar, Pertamina telah memiliki pengalaman mengelola hulu migas di berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah Venezuela yang termasuk salah satu negara di Kawasan Kawasan LAC.
“Pertamina akan fokus menjajaki peluang kerja sama di Suriname, Guyana, dan Brasil karena merupakan wilayah dengan potensi migas yang cukup besar,” ujarnya.
Ia menyebut, Suriname memiliki cadangan minyak mentah yang sudah terbukti hingga 89 juta barel melalui perusahaan milik negara, yakni Staatsolie. Sementara itu, Guyana akan menjadi negara penghasil minyak terbesar keempat di Amerika Latin setelah temuan blok Stabroek dengan potensi cadangan mencapai 11 miliar setara barel minyak.
Reporter: Andi M. Arief