Eha Kartini, Alumni WUB yang Rajin Ikut Kurasi Produk Dimana-mana
DEPOK -- Program Wirausaha Baru (WUB) yang digagas Pemerintah Kota Depok kini dirasakan banyak memberi manfaat bagi para alumninya. Mulai dari pemasaran yang kian terbuka dan memberi efek domino...
DEPOK -- Program Wirausaha Baru (WUB) yang digagas Pemerintah Kota Depok kini dirasakan banyak memberi manfaat bagi para alumninya. Mulai dari pemasaran yang kian terbuka dan memberi efek domino pada kenaikan omset penjualan. Selain itu ada juga terbuka jaringan hingga mendapat kesempatan kurasi produk dimana-mana.
Hal itu dirasakan oleh Eha Kartini, pemilik usaha Pontir Jaya Food. Saat dihubungi, Eha pun mengaku sedang berada di Gedung Smesco, Jakarta. "Saya sedang ikut kurasi produk di Smesco," ujar Eha, Selasa (19/11).
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Smesco Indonesia adalah lembaga resmi di bawah Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang bertugas untuk membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah. Eha mengaku sudah berkali-kali mendapat kesempatan kurasi produk baik untuk pemasaran lokal maupun nasional. Kurasi tersebut antara lain pernah dilaksanakan IPB, Sucofindo, Smesco atau perusahaan ritel seperti Alfamart.
Perempuan yang berdomisili di wilayah Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok ini membawa produk-produknya untuk dikurasi seperti lumpia gulung, cireng rujak, cireng mercon, cireng kribo dan lainnya. Dengan mengikuti kurasi, dia tentu berharap bisa lolos sehingga produknya mendapat kesempatan pemasaran yang lebih luas lagi.
Eha makin percaya diri mengikuti berbagai kesempatan kurasi produk karena sudah memiliki legalitas usaha. Legalitas itu seperti NIB, P-IRT, juga sertifikat halal. Semuanya diperoleh Eha berkat mengikuti pelatihan Wirausaha Baru.
Dia tergolong perempuan gigih dan selalu mau belajar meski di usianya yang sudah melewati kepala lima. Hal itu ditunjukkannya dengan kembali mendaftar WUB 2024, meskipun dia adalah alumni WUB pada 2019 lalu. Saat ditanya apa alasannya, dengan lugas Eha menjawab, "Mau belajar lagi, memperluas pertemanan dan menambah link penjualan," ujarnya.
Merintis usaha dilakukannya sejak pertama kali ikut WUB 2019. Pada sebuah kesempatan, dia bercerita saat mulai berjualan dia hanya membeli tepung tapioka untuk dioleh menjadi cireng sekitar dua atau tiga kilogram saja. Namun selepas mengikuti WUB, permintaan produknya terus meningkat hingga dia harus membeli bahan baku dalam hitungan kwintal.
Hal ini tentu tak mengherankan karena produknya selain beredar di wilayah Jabodetabek, juga telah dikirim ke luar Pulau Jawa seperti ke Lampung, Palembang dan Bali. "Alhamdulillah, dari awalnya semua dikerjakan sendiri, tapi sekarang sudah ada empat karyawan yang membantu," ujarnya.
Saat ini, rata-rata omset per bulan yang diperolehnya dari berjualan aneka produk frozen sekitar 20 juta. Penghasilan tersebut dirasakannya sangat membantu perekonomian keluarga.
Eha pun merasakan perubahan yang sangat besar sebelum dan sesudah dia mengikuti WUB Apakah layak program WUB. "Program WUB layak dilanjutkan. Bagi yang belum ikut, wajib ikut karena banyak sekali manfaatnya. Dan untuk Pemkot Depok, kami pelaku usaha UMKM butuh dukungan modal dan wadah atau pasar untuk hasil produksi kami," jelasnya.