Formappi: Sudah Takdir DPR Tingkat Kepercayaannya Rendah

Formappi menilai rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap DPR RI tak mengejutkan baginya.

Formappi: Sudah Takdir DPR Tingkat Kepercayaannya Rendah

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mengatakan bahwa rendahnya tingkat masyarakat terhadap tak mengejutkan baginya.

"Seperti sudah menjadi takdir DPR, peringkat publiknya selalu rendah dibandingkan dengan lembaga-lembaga negara yang lain," kata Lucius kepada Tribunnews.com, Rabu (29/1/2025).

Namun, Lucius menegaskan bahwa penilaian kinerja DPR tidak bisa diukur tentang DPR pada satu periode saja. 

Lagipula, kata dia, dalam survei yang baru saja dirilis tidak spesifik merujuk pada DPR periode 2024-2029.

"Nilai ini tentang DPR sebagai lembaga dari satu periode ke periode lainnya secara khusus sejak era reformasi," ujar Lucius.


Dia menjelaskan, sejak era reformasi, posisi DPR menjadi sangat powerfull.

Kewenangan besar pada DPR seharusnya menjadikannya sebagai epicentrum perubahan.

Faktanya, menurut Lucius, kekuasaan atau kewenangan besar dari DPR berbanding terbalik dengan kinerja dan citra lembaga yang nampak buruk.

Dia menyebut, potret buruknya kinerja dan citra lembaga yang ditunjukkan DPR dari periode ke periode membuat publik terhadap DPR cenderung stagnan atau konsisten di posisi yang rendah.

Dengan kata lain, pergantian periode DPR setiap lima tahun sekali sama sekali tidak berdampak pada perubahan citra dan kinerja DPR secara kelembagaan.

"Yang paling konsisten memberikan rating buruk publik terhadap DPR tentu saja adalah kinerja mereka dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan," ucap Lucius.

Faktor Integritas

Selain itu, Lucius mengatakan faktor integritas anggota beserta aneka kebijakan internal DPR yang kerap memantik kritikan publik juga menambah antipati publik terhadap DPR.


Menurut Lucius, DPR sebagai wakil rakyat terlihat tinggal sebagai jargon karena dalam banyak isu publik, DPR justru mengabaikan rakyat dan bersekutu dengan elite.