Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025: Menulis Ulang Sejarah Manusia

MAROS - Dalam upaya mengangkat kawasan karst Leang-Leang Maros ke tingkat internasional, Pemerintah Kabupaten Maros bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Sulawesi Selatan-Tenggara dan Perkumpulan Wija Raja La...

Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025: Menulis Ulang Sejarah Manusia
Image Subhan Riyadi Sejarah | 2025-02-11 15:54:03

MAROS - Dalam upaya mengangkat kawasan karst Leang-Leang Maros ke tingkat internasional, Pemerintah Kabupaten Maros bersama Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Sulawesi Selatan-Tenggara dan Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (PERWIRA-LPMT) menggelar rapat koordinasi persiapan Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 di Kantor Bupati Maros, Senin, 10 Februari 2025.

Rapat ini adalah rapat lanjutan yang sebelumnya digelar di Rujab Bupati Maros pada 1 Februari 2025, pekan lalu.

Selain sebagai forum perencanaan teknis, rapat ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi keturunan Raja La Patau Matanna Tikka—Raja Bone XVI, Datu Soppeng XVII, dan Ranreng Tuwa Wajo XVII. Momentum ini memperkuat ikatan sejarah serta komitmen bersama dalam merawat tradisi dan menjalin sinergi.

Bupati Maros, Dr. A.S. Chaidir Syam menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga langkah strategis dalam mempromosikan Maros sebagai pusat sejarah peradaban manusia.

"Maros bukan hanya kaya akan warisan alam, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban manusia. Melalui acara ini, kita ingin dunia melihat Maros sebagai pusat kebudayaan dan destinasi wisata sejarah unggulan," ujar Chaidir Syam.

Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 mengusung tema "Leang-Leang Maros sebagai Gerbang Peradaban Awal dan Manusia Purba Dunia", dengan slogan "Leang-Leang Goes to World Heritage".

Acara ini diharapkan menjadi pendorong utama dalam upaya menjadikan Leang-Leang Maros sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Sementara itu, Ketua Panitia, Marjan Massere, menjelaskan bahwa festival ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, budayawan, komunitas masyarakat, lembaga adat dan generasi muda termasuk siswa dan mahasiswa.

Sebagai bagian dari upaya menghadirkan pameran budaya yang lebih komprehensif, panitia juga berencana bekerjasama Sekretariat Perkrisan Nasional Indonesia (SPNI), khususnya dalam penyelenggaraan Pameran Pusaka yang akan menampilkan koleksi bersejarah dengan nilai budaya tinggi.

Dalam rapat ini disepakati Rangkaian Acara Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 antara lain sebagai berikut:

1. Leang-Leang Art and Cultural Festival

2. Pertunjukan Seni Kolosal dan Video Mapping

3. Kirab Budaya dan Festival Flora & Fauna

4. Festival Kuliner Tradisional

5. Pameran Pusaka (bekerja sama dengan SPNI) dan Artefak Prasejarah

6. Seni Instalasi dan Pertunjukan Rakyat

7. Seminar Internasional: "Bio and Cultural Diversity of Leang-Leang Maros"

8. Kajian Akademik dan Publikasi Ilmiah

9. Deklarasi dan Rekomendasi UNESCO

10. Kampanye Digital: "Leang-Leang Goes to World Heritage"

11. Produksi Short Film dan Dokumentasi Edukatif

12. Tour Off-Road Geo Park Maros-Pangkep

13. Leang-Leang Award: Penghargaan bagi pelestari budaya dan peneliti sejarah

14. Pertemuan Akbar Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka (PERWIRA-LPMT)

Menurut Ketua Umum PERWIRA LPMT yang juga Dirut BUMN PT Indah Karya (Persero), A. M. Sapri Pamulu, Ph.D., festival ini akan berlangsung pada 3-5 Juli 2025 di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sekaligus memeperingati Hari Jadi Kabupaten Maros.

Kegiatan ini adalah kolaborasi antar lembaga yaitu Pemkab Maros, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) XIX Sulseltra dan PERWIRA LPMT.

Rangkaian kegiatan telah disusun di atas adalah untuk menggambarkan kekayaan budaya, sejarah, dan keindahan alam Maros. Kepala BPK XIX Sulseltra menekankan pentingnya.

Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan agar acara tahunan ini dapat berlangsung lancar dan sukses.

"Diharapkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kebudayaan RI, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Maros, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, PERWIRA-LPMT, Badan Pengelola UNESVO Global Geo Park Maros-Pangkep, serta Sekretariat Perkrisan Nasional Indonesia (SKNI), akan bekerja sama untuk mnendorong Pengakuan UNESCO untuk Leang-leang sebagai Warisan Dunia," kata Sapri Pamulu.

Anggota Komisi E DPRD Sulsel, A. M. Irfan AB, menegaskan bahwa Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 harus menjadi momentum besar dalam memperjuangkan Leang-Leang sebagai Warisan Dunia UNESCO.

"Kita harus menjadikan ini sebagai momentum untuk memperjuangkan Leang-Leang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Ini bukan hanya kebanggaan Maros, tapi juga kebanggaan Indonesia," ujar Irfan AB.

Sementara itu, Prof. Muhlis Hadrawi menekankan pentingnya keterlibatan akademisi dalam menggali sejarah peradaban manusia di Maros.

"Leang-Leang menyimpan jejak peradaban manusia tertua di dunia. Dengan temuan lukisan prasejarah berusia lebih dari 57.300 tahun dan rangka manusia tertua, Maros adalah bagian penting dalam sejarah global," katanya.

Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025: Menulis Ulang Sejarah Manusia

Prof. Andi Akhmar.menam ahakan bahwa dengan tagline "Rewriting Human History, One Handprint at a Time", Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 bukan sekadar festival budaya, tetapi sebuah gerakan global untuk mengangkat nilai sejarah dan budaya Maros ke tingkat internasional.

"Acara ini diharapkan dapat membuka mata dunia bahwa Leang-Leang bukan sekadar situs arkeologi, melainkan pusat peradaban awal manusia," tuturnya.

Sekjen PERWIRA LPMT Andi Dahrul menambahkan bahwa momentum pertemuan Wija Raja La Patau Matanna Tikka menjadi bagian integral dalam memperkuat nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur.

"Silaturahmi ini tidak hanya mempererat hubungan kekerabatan, tetapi juga mengukuhkan komitmen para keturunannya dalam menjaga dan mempromosikan warisan leluhur kepada generasi mendatang," ujarnya.

Menurutnya, Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, komunitas budaya, dan masyarakat, Gau Maraja Leang-Leang Maros 2025 diharapkan tidak hanya menjadi perayaan budaya semata, tetapi juga mendorong pengakuan UNESCO terhadap Leang-Leang sebagai Warisan Dunia yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.