Gerakan Tangan Elon Musk di Acara Donald Trump Memicu Kontroversi, Dianggap Mirip Cara Hormat Nazi
Elon Musk menghadapi reaksi keras daring setelah membuat gerakan tangan yang mengangkat alis menyerupai cara hormat Nazi.
Elon Musk menghadapi reaksi keras daring setelah membuat gerakan tangan yang mengangkat alis menyerupai cara hormat Nazi.
AFP
Elon Musk memberi isyarat selama acara "Parade Presiden" Presiden Donald Trump di Capital One Arena di Washington, DC pada tanggal 20 Januari. Musk menghadapi reaksi keras atas isyaratnya tersebut pada hari Senin.
TRIBUNNEWS.COM, AS - Orang terkaya dunia Elon Musk menghadapi reaksi keras daring setelah membuat gerakan tangan yang mengangkat alis di acara sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Elon Musk, pemilik X (twitter) hadir dalam perayaan pada Senin di Washington DC.
Sebagai psekutu dekat dan pendonor dana terbesar bagi kampanye Trump, juga telah ditunjuk oleh presiden untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang baru dibentuk.
Berbicara singkat di hadapan pendukung Trump
Elon Musk diberikan kesempatan berbicara singkat kepada kerumunan pendukung Trump dalam "Parade Presiden" .
Acara itu berlangsung di dalam ruangan di Capital One Arena, Washington, tak lama setelah upacara selesai.
Setelah mengucapkan "terima kasih" kepada hadirin karena telah memilih kembali Trump, Musk tampak memegang dadanya.
Sejurus kemudian dia mengulurkan lengan kanannya ke udara dengan tangan lurus yang terentang sambil mengeluarkan suara gerutuan.
Ia kemudian berbalik dan mengulangi gerakan itu sebelum menyentuh dadanya lagi dan berkata kepada hadirin, "Hatiku tertuju padamu."
Gerakannya Memicu Kritik
Isyarat tangan tersebut dengan cepat memicu kritik daring.
Termasuk di platform media sosial milik yakni X (sebelumnya Twitter ).
Beberapa pengguna menyatakan bahwa isyarat itu menyerupai penghormatan yang dikaitkan dengan Jerman.
Dalam perang dunia II, itu mirip dengan cara hormat .
Isyarat yang dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dari leher ke udara dengan tangan melencang.
Isyarat ini disebut juga Hormat atau Hormat Hitler.
-
"); $(".loading").show(); var newlast = getLast;
$.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?",
{start: newlast,section:'15',img:'thumb2'}, function(data) {
$.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast
= newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = "
"; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) {
var img = "
- "+img+" "); } else{ $("#latestul").append('
- '); $("#test3").val("Done"); return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else if (getLast > 150) { if ($("#ltldmr").length == 0){ $("#latestul").append('
- '); } } } }); }); function loadmore(){ if ($("#ltldmr").length > 0) $("#ltldmr").remove(); var getLast = parseInt($("#latestul > li:last-child").attr("data-sort")); $("#latestul").append(""); $(".loading").show(); var newlast = getLast ; if($("#test3").val() == 'Done'){ newlast=0; $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest", function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast + 1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } else{ $.getJSON("https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?", {start: newlast,section:sectionid,img:'thumb2',total:'40'}, function(data) { $.each(data.posts, function(key, val) { if(val.title){ newlast = newlast+1; if(val.video) { var vthumb = ""; var vtitle = " "; } else { var vthumb = ""; var vtitle = ""; } if(val.thumb) { var img = "
- "+img+" "); }else{ return false; } }); $(".loading").remove(); }); } }
