Heboh 100 Ton Ikan Mati Massal di Waduk Jatiluhur, Apa Penyebabnya?

Sebanyak 100 ton ikan ditemukan mati massal di Waduk Jatiluhur dengan kerugian sekitar Rp 2, 2 miliar. Apa penyebabnya?

Heboh 100 Ton Ikan Mati Massal di Waduk Jatiluhur, Apa Penyebabnya?

Sebanyak 100 ton ikan ditemukan mati massal di Waduk Jatiluhur di Kampung Pasir Kole Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari dan Kampung Citerbang Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Mayoritas ikan yang mati adalah ikan mas yang diperkirakan senilai Rp 2,2 miliar, dengan asumsi harga saat ini mencapai Rp 22 ribu per kilogram.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menurunkan tim untuk mengecek penyebab terjadinya kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur. Peristiwa kematian ikan massal ini merupakan fenomena alam tahunan akibat cuaca ekstrem yang memicu penurunan massa air hingga terjadinya upwelling. Hal ini menyebabkan pasokan oksigen berkurang secara drastis.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu, mengatakan fenomena tahunan seperti kematian ikan massal seharusnya tidak terjadi lagi. KKP setiap tahun selalu mengimbau kepada daerah yang wilayahnya memiliki perairan umum untuk memberikan petunjuk teknis pencegahan dan penanganan kematian massal ikan budidaya di perairan umum akibat cuaca ekstrim.

“Fenomena kematian massal ini selain upwelling, berdasarkan hasil pengecekan dari tim KKP yaitu penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) sudah tidak sesuai dan melebih kapasitasM' ujarnya dikutip Selasa (11/2).

KKP mengingatkan jumlah penggunaan KJA yang sesuai dengan standar dan daya dukung dengan zonasi yang telah ditentukan. Dia berharap masyarakat pembudidaya bisa mengambil langkah antisipatif kematian massal agar tidak rugi.

“Peringatan cuaca ekstrim sudah kami himbau dan tanda-tanda kualitas air tidak bagus juga sudah mulai kelihatan. Kenapa tidak dilakukan panen total atau panen awal sehingga risiko kematian massal dapat dihindari,” tegas Tebe.

Ujang mengimbau pembudidaya untuk melakukan panen total maupun panen awal untuk menghindari kematian ikan massal. Terlebih untuk jenis ikan yang  ikan mas yang sangat bergantung hidupnya pada kestabilan pasokan oksigen terlarut (O2).

"KKP merekomendasikan untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas budidaya di Waduk Jatiluhur hingga cuaca kembali normal dan perairan bisa merecovery kondisinya dengan stabil. Segera angkat ikan yang sudah mati dari perairan dan langsung kubur supaya kondisi perairan waduk cepat kembali normal dan tidak tercemar,” kata Ujang.