Membanding Kilau Emiten BRMS, UNTR, MDKA hingga ANTM saat Harga Emas Meroket
Harga emas Antam mencetak rekor dengan menembus harga Rp 1, 66 juta per gram pada Senin (10/2). Kenaikan harga emas ini memberikan angin segar kepada sejumlah emiten emas pada kinerjanya yang terakhir.
![Membanding Kilau Emiten BRMS, UNTR, MDKA hingga ANTM saat Harga Emas Meroket](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2019/12/06/2019_12_06-07_15_04_6102e095dedfb2099d13cd71ef7de99f_960x640_thumb.jpg)
Harga emas Antam mencetak rekor dengan menembus harga Rp 1,66 juta per gram pada Senin (10/2). Kenaikan harga emas ini memberikan angin segar kepada sejumlah emiten emas pada kinerjanya yang terakhir.
Meski begitu, meroketnya harga emas dalam sebulan terakhir tidak membuat saham-saham emiten emas berkilau. Melansir data perdagangan, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) merosot 2,18% ke level Rp 448 per saham. Hartadinata Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan perhiasan emas.
Situasi serupa juga dialami saham perusahaan emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Harga saham ANTM melemah 3,15% atau 45 poin ke level Rp 1.385 per saham. Saham Antam turut merosot tatkala harga emas meroket.
Selain Antam, saham emiten Grup Astra yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami kontraksi 2,72% atau 675 poin ke Rp 24.125 per saham. Harga saham UNTR bahkan sempat menyentuh level terendahnya di Rp 24.000 per saham.
Saham Grup Bakrie yang berkaitan dengan emas yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) merosot 2,16% ke Rp 362 per saham. Kemudian saham PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB) melemah 0,79% ke level Rp 250 per saham.
Di sisi lain saham saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terpantau naik 4,93% ke Rp 1.490 per saham dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat 0,77% ke Rp 262 per saham.
Lalu seperti apa laporan kinerja terakhirnya?
Pada laporan kinerja terakhir, Antam membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,23 triliun hingga September 2024. Laba perusahaan turun 22,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 2,84 triliun.
Walaupun laba turun, perolehan penjualan dikontribusi dari produk emas yaitu Rp 43,2 triliun hingga September 2024, naik 40% dibandingkan sebelumnya Rp 30,9 triliun. Saat ini Antam belum mengeluarkan laporan keuangan tahun buku 2024.
Sementara itu, United Tractors membukukan laba bersih Rp 15,59 triliun sepanjang Januari–September 2024. Jumlah ini meningkat 1,6% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya Rp 15,34 triliun.
Menurut laporan keuangannya, pendapatan segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya meningkat sebesar 57% menjadi Rp 6,7 triliun. Sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 21% (dari US$1.933 per ons menjadi US$2.330 per ons).
Harga emas yang meningkat turut memberikan angin segar kepada kinerja perusahaan hingga September 2024. Bumi Resources Minerals saat itu mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 15,65 juta atau Rp 248,06 miliar (kurs Rp 15.847 per dolar AS) pada kuartal III/2024.
Laba perseroan melesat 49,51% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$10,46 juta atau Rp 165,91 miliar.
Kemudian saham J Resources Asia Pasifik atau PSAB membalikan kerugian menjadi laba berkan tren positif emas. PSAB membukukan laba hingga akhir September 2024 yakni US$ 4,45 juta dari sebelumnya rugi US$ 13,4 juta. Penjualan emas dan perak perusahaan melonjak 86,7% menjadi US$ 173,8 juta.
PSAB melakukan penjualan emas kepada beberapa perusahaan seperti Metalor Technologies Singapore Pte Ltd, Aneka Tambang, Beijing Fuhaihua Import and Export Corp Ltd dan Transamine Far East Limited.
Emiten tambang tembaga dan emas afiliasi konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir Merdeka Copper Gold turut membukukan pendapatan hingga US$ 1,66 miliar atau Rp 27,08 triliun hingga kuartal ketiga 2024 (kurs: 16.239 per dolar AS). Pencapaian tersebut melonjak 42,5% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya US$ 1,17 miliar sekitar Rp 18 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan MDKA ditopang oleh segmen penjualan emas, perak, katoda tembaga dan turunan nikel seperti NPI, nikel matte dan limonit ke pihak ketiga. Secara rinci, penjualan domestik sebesar US$ 1,03 miliar dan ekspor mencapai US$ 641,85 juta.