Badan Karantina dan FAO Rampungkan Proyek TCP untuk Perkuat Sistem Biosekuriti Nasional
Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan FAO telah selesaikan proyek kerja sama teknis guna memperkuat sistem biosekuriti nasional.
![Badan Karantina dan FAO Rampungkan Proyek TCP untuk Perkuat Sistem Biosekuriti Nasional](https://statik.tempo.co/data/2025/02/06/id_1375406/1375406_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengumumkan, pihaknya yang bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa () telah menyelesaikan proyek Program Kerja Sama Teknis (Technical Cooperation Programme/TCP) yang memiliki tujuan untuk memperkuat sistem biosekuriti nasional.
Kepala Indonesia, Sahat M. Panggabean, menjelaskan bahwa proyek dua tahun bersama FAO itu sangat penting, mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang kaya yang juga menjadi pemain kunci dalam perdagangan global, namun menghadapi tantangan berkelanjutan dalam melindungi sektor pertanian dan peternakan dari penyakit hewan lintas batas.
Indonesia perlu menguatkan langkah-langkah biosekuriti termasuk pencegahan, deteksi, dan pengendalian, guna mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit sehingga dapat melindungi sektor dan peternakan nasional.
Sahat juga mencatat bahwa ancaman-ancaman tersebut, yang dapat menyebar dengan cepat melalui pergerakan manusia, perdagangan, dan faktor lingkungan, menghadirkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat dan ekonomi nasional.
Ia pun menyampaikan apresiasinya atas dukungan FAO dalam kolaborasi di sektor ini. “Dengan selesainya proyek ini menunjukkan komitmen berkelanjutan Indonesia untuk memperkuat biosekuriti dan menjaga sektor pertanian kita. Berkat dukungan FAO, kita telah membuat langkah-langkah yang berarti dalam meningkatkan kapasitas untuk mengatasi ancaman biosekuriti,” kata Sahat di Jakarta pada Selasa, 6 Februari 2025 dalam rilis FAO yang diterima Tempo.co.
Lebih lanjut, Sahat pun mengajak semua lapisan—masyarakat, pemerintah, dan industri—untuk mendukung inisiatif biosekuriti nasional dan menekankan bahwa dengan memperkuat langkah-langkah biosekuriti, Indonesia dapat mempertahankan upaya karantina yang efektif guna melindungi sumber daya alam dan mata pencaharian.
Dukungan TCP untuk ‘Proyek Peningkatan Biosekuriti’ difokuskan pada penguatan langkah-langkah dekontaminasi, sistem ketertelusuran, dan diagnostik laboratorium untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan pengelolaan penyakit.
Melalui proyek kerja sama ini, kesenjangan biosekuriti utama pun telah diidentifikasi, yang mengarah pada peningkatan proses karantina, pemantauan penyakit, dan sistem ketertelusuran untuk mengurangi risiko wabah.
Tak hanya itu, pedoman dekontaminasi baru juga telah ditetapkan melalui kolaborasi ini untuk meningkatkan keselamatan pergerakan hewan bersama dengan peta jalan untuk ketertelusuran pakan ternak guna memastikan kualitas dan keamanan di seluruh Indonesia.
Barantin berkomitmen untuk mempertahankan dan mendorong kemajuan yang telah dicapai melalui proyek ini. Untuk itu, pihak Barantin akan terus memperkuat pengawasan, respons cepat, dan langkah-langkah regulasi untuk melindungi sektor pertanian dan peternakan Indonesia.
Barantin juga memastikan biosekuriti sebagai prioritas nasional yang ditunjukkan melalui koordinasi, investasi teknologi, dan kebijakan yang kuat. Melalui kerja sama dengan semua mitra terkait, Barantin ingin membangun sistem biosekuriti yang tangguh dan berkelanjutan yang melindungi ekonomi, kesehatan masyarakat, dan keanekaragaman hayati Indonesia.
Sementara itu, perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, turut menyampaikan pujiannya atas penyelesaian proyek ini yang disebut sebagai capaian penting bagi Indonesia dalam upaya memperkuat kerangka biosekuriti.
“Melalui upaya kolektif, kita dapat membangun sistem biosekuriti yang tangguh dan berkelanjutan yang melindungi pertanian dan peternakan Indonesia untuk generasi mendatang. FAO bangga mendukung Indonesia dalam perjalanan ini dan akan terus memberikan bantuan dan keahlian kami untuk memastikan dampak yang berkelanjutan,” ujar Rajendra.