Kementerian Luar Negeri Tanggapi Penutupan USAID
Kementerian Luar Negeri RI siap-siap jika penutupan USAID berdampak pada hubungan bilateral Indonesia - Amerika Serikat.
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) Rolliansyah Soemirat mengaku belum mendapat informasi resmi terkait dengan program-program , di Indonesia khususnya, yang terkena dampak penutupan lembaga nirlaba milik Washington tersebut.
"Kami akan menunggu informasi lebih lanjut yang resmi dari Amerika," kata Rolliansyah, yang akrab disapa Roy, Jumat, 7 Februari 2025.
Roy menuturkan ada beberapa hibah dari USAID yang disalurkan melalui mekanisme Bilateral Development Cooperation Framework periode 2020-2026 dan sudah berjalan selama beberapa tahun. Kemlu saat ini bersiap jika penutupan badan tersebut berdampak langsung ke terhadap kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat. Kemlu bagaimana pun akan tetap mengedepankan hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat yang sudah berjalan 75 tahun.
Menurut Roy, kebijakan apapun yang diambil Amerika Serikat maupun negara mitra Indonesia lainnya, pasti telah dilakukan dengan pertimbangan matang dan memegang prinsip saling menghormati negara masing-masing. Jika kebijakan yang diambil memiliki dampak tertentu, maka hal itu dapat dibicarakan bersama sehingga kedua negara yang terlibat tidak akan mengalami kerugian.
Sebelumnya pada Jumat, 7 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat memerintahkan agar USAID atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, ditutup. Beberapa sumber yang dilansir dari CBS News mengatakan semua staf USAID sudah diminta kembali ke Amerika Serikat.
Dalam pengumuman di website resminya pada Selasa malam, USAID menyatakan hampir semua staf akan diliburkan pada Jumat malam, 7 Februari 2025. Sebelumnya pada hari itu, semua misi luar negeri USAID telah diperintahkan untuk ditutup, dan semua staf telah dipanggil kembali (ke Amerika Serikat) pada Jumat, 7 Februari 2025.
CBS mewartakan semua personel yang direkrut langsung akan diliburkan kecuali mereka yang memegang jabatan penting, pimpinan inti, dan program yang ditunjuk secara khusus. Mereka yang dianggap sebagai pengecualian akan diberitahukan kepala USAID paling lambat pukul 3 sore pada Kamis, 6 Februari 2025, waktu setempat.
Pernyataan tersebut mencatat lembaga tersebut sedang menyusun rencana dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengatur dan membiayai perjalanan pulang dalam waktu 30 hari bagi personel USAID yang ditugaskan di luar Negeri Abang Sam. E-mail tersebut menyatakan pegawai yang tidak menduduki posisi penting seperti tenaga kontrak, akan diberhentikan.
Wakil administrator yang baru ditunjuk untuk badan tersebut, Pete Marocco, bertemu dengan pimpinan Kementerian Luar Negeri pada Selasa. Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan mereka untuk mengeluarkan semua karyawan USAID dari negara masing-masing di seluruh dunia paling lambat hari Jumat, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. Marocco mengatakan jika Kementerian Luar Negeri tidak melakukannya, staf akan dievakuasi oleh militer Amerika Serikat, kata sumber tersebut.
menyediakan bantuan kemanusiaan ke lebih dari 100 negara, termasuk bantuan bencana, bantuan kesehatan dan medis, serta program makanan darurat. Menurut laporan Congressional Research Service, USAID memiliki lebih dari 10 ribu karyawan, dengan sekitar dua pertiganya bertugas di luar negeri. Badan ini mengelola lebih dari 60 misi negara dan regional.
Dewi Rina Cahyani ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik