Bank Sentral AS The Fed Diramal Pangkas Suku Bunga 1 Kali, Ini Dampak Buat RI
BI memperkirakan bank sentral Amerika The Fed hanya memangkas suku bunga acuan sekali tahun ini. Apa dampaknya ke perekonomian Indonesia?
Bank Indonesia atau BI memperkirakan bank sentral Amerika hanya memangkas suku bunga acuan sekali tahun ini. Apa dampaknya ke perekonomian Indonesia?
“Kami perkirakan hanya dilakukan sekali tahun ini, pada semester kedua,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya dalam acara Pelatihan Wartawan BI di Aceh, Jumat (7/2).
Alasannya, kebijakan Presiden Amerika Donald Trump dapat memicu perang dagang. Trump mengenakan tarif 10% atas impor barang dari Cina.
Kebijakan itu disambut Cina dengan menerbitkan tarif baru atas pajak impor barang-barang AS 15% pada jenis batu bara dan gas alam cair tertentu mulai 10 Februari. Cina juga mengenakan tarif 10% pada minyak mentah, mesin pertanian, mobil berkapasitas besar, dan truk pickup.
Perang dagang diperkirakan meluas ke Meksiko dan Kanada.
Juli menyampaikan perang dagang dapat memicu inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa di Amerika. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan bank sentral AS The Fed dalam mengambil keputusan di bidang moneter, termasuk suku bunga acuan.
Beberapa tahun terakhir, The Fed rajin menaikkan suku bunga acuan. Hal ini membuat arus modal asing mengalir ke Amerika, karena imbal hasil yang besar.
Jika bank sentral Amerika tidak menurunkan suku bunga acuan beberapa kali pada 2025 seperti perkiraan selama ini, maka aliran modal asing akan terus mengalir ke negara itu.
“Ini kan arus modal tentunya bergeser dari negara-negara maju atau berkembang ke Amerika Serikat,” kata Juli.
Suku bunga acuan The Fed saat ini 4,25% hingga 4,5%. Pada pertemuan FOMC 29 Januari, bank sentral Amerika memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan setelah tiga kali berturut-turut dipangkas pada akhir 2024.
Selain itu, arah kebijakan The Fed dan Pemerintah Amerika berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global. Kuatnya ekonomi dan dampak kebijakan tarif menahan proses disinflasi di Amerika. Hal ini berdampak pada menguatnya ekspektasi bahwa peluang penurunan suku bunga acuan semakin terbatas.