Ini Alasan Kegiatan Yayasan Raden Saleh Disetop Presiden Sukarno

Loji Ster in het Oosten yang menjadi tempat pemujaan Tarekat Freemason Hindia Belanda. Tarekat ini memiliki lembaga pendidikan bernama Carpentier Alting Stichting yang pada 1958 diubah namanya menjadi Yayasan...

Ini Alasan Kegiatan Yayasan Raden Saleh Disetop Presiden Sukarno
Loji Ster in het Oosten yang menjadi tempat pemujaan Tarekat Freemason Hindia Belanda. Tarekat ini memiliki lembaga pendidikan bernama Carpentier Alting Stichting yang pada 1958 diubah namanya menjadi Yayasan Raden Saleh. Namun, pada 1962 kegiatan yayasan itu disetop oleh Presiden Sukarno. Sumber: anri/republika

Raden Mas Sukanto menjadi kapolri pada periode 1945-1959. Ia pernah menjadi suhu agung Tarekat Mason Indonesia dan juga mengetuai Yayasan Raden Saleh sejak 1958, menggantikan Mr A Holle.

Tarekat Mason Indonesia semula bernama Tarekat Freemason Hindia Belanda dan Yayasan Raden Saleh semula bernama Carpentier Alting Stichting. Carpentier Alting menjadi wakil suhu agung Takerat Freemason Hindia Belanda, sedangkan Raden Saleh menjadi anggota Tarekat Freemason di Belanda.

Yayasan Raden Saleh meneruskan kegiatan yang sudah dilakukan oleh Carpentier Alting Stichting, sebagai lembaga Tarekat Freemason Hindia di bidang pendidikan. Tapi, pada 1962, kegiatan Yayasan Raden Saleh disetop oleh Presiden Sukarno. Ada alasan di baliknya, tentu saja.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Yayasan Raden Saleh menempati kompleks di Jalan Medan Merdeka Timur untuk kegiatan pendidikan. “Pada tanggal 12 Juni 1962, pemerintah menyuruh pengosongan seluruh kompleks di Medan Merdeka Timur,” tulis Dr Th Stevens di buku tentang Tarekat Freemason di Hindia Belanda dan Indonesia.

Sebagai penghormatan kepada Carpentier Alting, Tarekat Freemason Hindia Belanda membentuk yayasan pendidikan bernama Carpentier Alting Stichting pada 1902. Pada 1958, namanya diganti menjadi Yayasan Raden Saleh.

Disetopnya kegiatan Yayasan Raden Saleh merupakan dampak dari dilarangnya Tarekat Mason Indonesia. Pada 27 Februari 1961, Presiden Sukarno menetapkan Tarekat Mason Indonesia sebagai organisasi terlarang di Indonesia, bersama Rotary, Moral Re-armament, dan Rosicrucian.

Pemerintah kemudian menyita gedung-gedung milik Tarekat Mason di seluruh Indonesia. Pemerintah juga menyita kompleks sekolah milik Yayasan Raden Saleh di Jalan Medan Merdeka Timur.

Apa salah Tarekat Mason Indonesia sehingga membuat Presiden Sukarno harus menetapkannya sebagai organisasi terlarang? Padahal, Kapolri Sukanto pernah meniadi suhu agung dan Sulatn Hamid, eks menteri negara Republik Indonesia Serikat (RIS) juga menjadi anggotanya?

Pelarangan itu tak ada kaitannya dengan pribadi dua tokoh itu. “Asas dan tujuan tidak sesuai dengan identitas nasional Indonesia,” tulis Dr Th Stevens menyebut alasan di balik pelarangan itu.

Pada awal abad ke-20, menurut Dr Th Stevens, Tarekat Freemason Indonesia memberikan sumbangan bagi tumbuhnya kelas elite Jawa, yaitu bangsawan yang bependidikan tinggi. Prinsip tarekat adalah membangun kesetaraan, sehingga orang kulit cokelat berkedudukan sama dengan orang kulit putih.

Namun, tarekat baru memberikan ucapan selamat kepada Sukanro-Hatta setelah mereka menjadi presiden-wakil presiden RIS. Bukan pada saat mereka menjadi presiden-wakil presiden/perdana menteri Republik Indonesia.

“... dengan segala hormat mengucap selamat kepada Yang Mulia dan menegaskan kepada Anda bahwa tujuan-tujuan RIS untuk melayani kemanusiaan, seluruhnay mendapat resonansi dalam asas-asas Tarekat Mason Bebas.” Demikian bunyi telegram dari Tarekat Freemason Hindia Belanda yang dikirim kepada Sukarno pada April 1950, seperti dikutip oleh Dr Th Stevens.

Pada Desember 1951, lahir perwakilan Indonesia di tarekat. “Hubungan dengan para saudara Indonesia kita sangat baik,” kata Wakil Suhu Agung Carpentier Alting.

Loading...