Israel Berusaha Melobi Trump, Cari Dukungan untuk Tunda Penarikan Pasukan dari Lebanon
Israel berusaha melobi Trump, meskipun ada perjanjian gencatan senjata di Lebanon.
TRIBUNNEWS.COM - mencari dukungan pemerintahan untuk menunda penarikan militernya dari selatan.
Israel berusaha melobi Trump, meskipun ada perjanjian gencatan senjata yang menetapkan semua pasukan harus pergi pada Minggu (26/1/2025).
Permohonan perpanjangan 30 hari ini menyusul klaim bahwa ingin mempertahankan hingga lima pos terdepan di selatan.
Berdasarkan gencatan senjata yang disepakati, yang mengakhiri perang dengan Hizbullah di , pasukan seharusnya menyelesaikan penarikan mereka dalam waktu 60 hari, atau pada batas waktu 26 Januari.
Namun, laporan di menunjukkan enggan menyetujui penundaan tersebut.
Mengonfirmasi upaya untuk memperluas pendudukannya di selatan, duta besar negara itu untuk AS, , mengatakan mereka yakin lebih banyak waktu diperlukan dari tentara untuk dikerahkan di selatan Sungai Litani, yang menunjukkan kesepakatan itu tidak dapat diubah.
“Perjanjian tersebut mencakup target 60 hari untuk menyelesaikan penarikan pasukan dari selatan dan menempatkan tentara di tempatnya, tetapi kesepakatan tersebut tidak bersifat mutlak dan dibuat dengan sedikit fleksibilitas,” kata Herzog kepada Radio Angkatan Darat , seperti dilansir The Guardian.
“Kami tengah berdiskusi dengan pemerintahan Trump untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan agar Angkatan Darat dapat benar-benar dikerahkan dan menjalankan perannya berdasarkan perjanjian tersebut. Diskusi ini masih berlangsung," jelasnya.
Israel Berusaha Kuasai Wilayah Perbatasan
Pada Rabu (22/1/2025), pasukan maju ke Kota Taybeh di .
Israel melakukan pencarian ekstensif di daerah tersebut hingga Adchit Al-Qusayr dan membakar beberapa rumah.
Baca juga:
Selain itu, pesawat tak berawak menyerang daerah antara Wadi Khansa dan Al-Majidiya di distrik Hasbaya.
Tentara memanfaatkan sisa waktu dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah untuk menguasai wilayah perbatasan .
Sumber keamanan melaporkan tentara memasang kembali kamera pengintai dan alat penyadap di sepanjang perbatasan.
Tentara juga dilaporkan menyelesaikan pembangunan tembok pemisah beton di sepanjang Garis Biru dari Yarin ke Dahira.