Menag: Kurikulum Cinta cegah kebencian antar-agama sejak dini

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Kurikulum Cinta dapat mencegah kebencian antar-agama sejak dini ...

Menag: Kurikulum Cinta cegah kebencian antar-agama sejak dini
Kami sedang mengembangkan Kurikulum Cinta, kami tidak ingin anak-anak didik kita mulai dari TK-SD diajarkan perbedaan dan kebencian antara satu sama lain

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Kurikulum Cinta dapat mencegah kebencian antar-agama sejak dini melalui kurikulum yang mengajarkan tentang menghargai perbedaan.

"Kami sedang mengembangkan Kurikulum Cinta, kami tidak ingin anak-anak didik kita mulai dari TK-SD diajarkan perbedaan dan kebencian antara satu sama lain, maka dari itu kami akan menyisir kurikulum bahkan mata pelajaran yang bisa menyisihkan kontradiksi antara satu sama lain," katanya di Antara Heritage Center Jakarta Pusat, Rabu.

Ia menjelaskan, Kurikulum Cinta juga memberi pembelajaran kepada anak didik tentang pengalaman masa lalu yang buruk sehingga ke depan, generasi emas 2045 dapat tumbuh menjadi pemersatu bangsa.

"Kami akan mengganti dengan Kurikulum Cinta, kita boleh lah berbeda agama, etnik, bahasa, budaya, dan sebagainya, tetapi kita sebagai manusia dan Warga Negara Indonesia -WNI-, tetap pernah mengalami segara yang pahit, maka melting point -titik lemah- ini bisa kita jalin kembali menjadi potensi pemersatu bangsa," paparnya.

Ia berharap, ke depan seluruh pihak dapat terus bekerja sama untuk mempersatukan bangsa, karena tugas Kementerian Agama tidak akan bisa selesai jika umat masih berjarak dengan agamanya.

"Selama umat masih berjarak dengan agamanya, maka tugas kami belum selesai. Kami ingin antarumat dengan ajaran agamanya menyatu, karena kami yakin, semakin dekat pemeluk agama dengan ajaran agamanya, itu akan berkontribusi terhadap terciptanya kerukunan, kedamaian, dan kesejahteraan bangsa," tuturnya.

Nasaruddin juga menegaskan pentingnya setiap keluarga untuk memiliki batasan atau kebijakan tertentu sehingga dapat mencegah pelanggaran-pelanggaran agama terjadi.

"Ketika berjarak antara umat dengan agamanya, maka yang akan kita panen itu masalah-masalah sosial dan sebagainya. Tantangan kami sebagai Kemenag itu berusaha membuat jarak antaragama dan pemeluknya kalau perlu menjadi satu, jadi setiap keluarga punya policy -kebijakan- kepada dirinya sendiri untuk tidak melakukan pelanggaran apapun," ujarnya.

Sebelumnya, Menag juga mengungkapkan bahwa Kementerian Agama tengah mengkaji secara mendalam pengembangan Kurikulum Cinta, agar bisa segera diterapkan di lembaga pendidikan yang ada dalam naungannya.

"Sekarang sedang dikaji mendalam, ya," ujar Menag di acara Sarasehan Ulama yang diinisiasi oleh PBNU di Jakarta, Selasa (4/2).

Ia menegaskan, Kurikulum Cinta bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda, sekaligus membangun kualitas nasionalisme Indonesia yang kokoh.

Menurutnya, tujuan dari kurikulum ini adalah agar anak-anak Indonesia kelak tumbuh tanpa terpengaruh oleh perbedaan yang bisa menumbuhkan kebencian, melainkan lebih solid dalam persatuan.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025