Menikmati Keindahan Malam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insan beriman memiliki sudut pandang tersendiri dalam menyikapi malam. Suasana gelap dan hening bukan saja momentum untuk merebahkan badan dan beristirahat. Akan tetapi, sekaligus sebagai kesempatan membina...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insan beriman memiliki sudut pandang tersendiri dalam menyikapi malam. Suasana gelap dan hening bukan saja momentum untuk merebahkan badan dan beristirahat. Akan tetapi, sekaligus sebagai kesempatan membina kekuatan spiritual dengan sebaik-baiknya.
Umar bin Khattab RA adalah satu sosok teladan bagaimana menikmati indahnya malam. Ia tidak saja merasa nikmat dengan sendirian.
Setiap malam, kala hendak Tahajud, ayah dari Hafsah RA itu selalu membangunkan keluarganya untuk Tahajud sambil membaca surah Thaha ayat ke-132.
"Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."
Inspirasi luar biasa juga hadir dari sosok Imam Syafi’i dalam hal menikmati keindahan malam. Ia membagi malam dalam tiga bagian. Bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat, dan bagian ketiga untuk tidur.
Fakta itu memberikan pelajaran utama kepada kita bahwa malam itu benar-benar istimewa dan indah, yang kita harus mampu merasakan dengan komitmen tinggi dalam melaluinya. Dalam arti yang lain, jangan sampai malam hanya diisi dengan tidur semata.
Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya kalian menggemarkan diri bangun malam--untuk shalat malam--karena itulah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Shalat malam mendekatkan seseorang kepada Allah SWT, menghapuskan dosa-dosanya, menyembuhkan penyakit pada tubuhnya, dan mencegah perbuatan maksiat” (HR Bukhari Muslim).
Hadis Nabi SAW itu memberikan kita petunjuk bahwa dalam ada begitu banyak keutamaan yang luar biasa. Salah satunya juga perihal menyembuhkan penyakit pada tubuh. Shalat malam juga menjadikan hati, jiwa, akal, bahkan badan menjadi lebih energik dan dinamis.
“Shalat Tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan dari penyakit” (HR Tirmidzi).
Loading...
sumber : Hikmah Republika oleh Imam Nawawi