Menlu China-AS bicara soal arah politik luar negeri via telepon
Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio pada Jumat ...
Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi berbicara melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio pada Jumat (24/1) untuk membicarakan arah hubungan kedua negara.
"Presiden Xi Jinping dan Presiden Trump telah menunjukkan arah dan menetapkan nada untuk hubungan China-AS. Kedua tim perlu menerapkan pemahaman bersama yang penting, menjaga komunikasi dan mengelola perbedaan," kata Menteri Wang Yi dalam laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses Antara dari Beijing pada Sabtu.
Sebelumnya pada Jumat (17/1), Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump juga berkomunikasi melalui telepon dan menyatakan hubungan China-AS dimulai dari titik awal yang baru.
"China dan AS juga perlu memperluas kerja sama sesuai dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan hubungan China-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan, serta menemukan cara yang tepat bagi China dan AS untuk hidup berdampingan di era baru," ungkap Wang Yi.
Wang Yi mengatakan bahwa kepemimpinan Partai Komunis China adalah pilihan rakyat China.
"Pembangunan China memiliki logika sejarah yang jelas dan didorong oleh dinamisme internal yang kuat. Tujuan kami adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dan memberikan lebih banyak kontribusi kepada dunia," ungkap Wang Yi.
China, ungkap Wang Yi, tidak berniat melampaui atau menggantikan siapa pun, tetapi harus mempertahankan haknya yang sah untuk pembangunan.
"Mengenai Taiwan, Taiwan telah menjadi bagian dari wilayah China sejak zaman dahulu, dan kami tidak akan pernah membiarkan Taiwan dipisahkan dari China. AS telah membuat komitmen serius untuk mematuhi kebijakan 'Satu China' dalam tiga komunike bersama dan tidak boleh mengingkarinya," jelas Wang Wi.
Dalam keterangan tertulis tersebut, Menlu Marco Rubio mengatakan AS dan China adalah dua negara besar.
"Hubungan AS-China adalah hubungan bilateral terpenting di abad ke-21 dan akan menentukan masa depan dunia," ungkap Menlu Rubio.
AS, menurut Rubio, berharap untuk berkomunikasi secara terbuka dengan China, menyelesaikan perbedaan, mengelola hubungan bilateral dengan cara yang matang dan bijaksana, dan bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia.
"AS tidak mendukung 'kemerdekaan Taiwan' dan berharap agar masalah Taiwan dapat diselesaikan secara damai dengan cara yang dapat diterima oleh kedua belah pihak di Selat Taiwan," kata Rubio.
Menanggapi hal tersebut, Wang Yi mengatakan bahwa negara-negara besar harus bertindak sesuai dengan status mereka, memikul tanggung jawab internasional, menjaga perdamaian dunia dan membantu negara-negara mewujudkan pembangunan bersama.
"Saya berharap Anda akan bertindak sesuai dengan hal tersebut dan memainkan peran yang konstruktif untuk masa depan rakyat China dan AS serta untuk perdamaian dan stabilitas dunia," ungkap Wang Yi.
Sementara dari laman Kementerian Luar Negeri AS, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan pembicaraan Menlu Rubio dan Menlu Wang Yi terkait hubungan AS-China yang memajukan kepentingan AS dan mengutamakan rakyat Amerika.
"Menteri Rubio menekankan komitmen AS kepada sekutu-sekutu kami di kawasan tersebut dan kekhawatiran serius atas tindakan koersif China terhadap Taiwan dan di Laut China Selatan," kata Tammy.
Rubio juga membahas isu-isu lain yang penting secara bilateral, regional, dan global dengan Wang Yi.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025