Menlu RI-AS bahas kerja sama bilateral, keamanan Indo-Pasifik
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan Menlu baru Amerika Serikat, Marco Rubio, membahas kerja sama bilateral dan ...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan Menlu baru Amerika Serikat, Marco Rubio, membahas kerja sama bilateral dan upaya penguatan keamanan kawasan Indo-Pasifik melalui saluran telepon.
Menurut pernyataan tertulis Departemen Luar Negeri AS, dipantau di Jakarta, Kamis (23/1), percakapan antara kedua menteri luar negeri berlangsung pada Rabu (22/1) waktu setempat.
“Marco Rubio dan Menlu Sugiono mengakui pentingnya hubungan AS-RI dan menegaskan kembali kontribusi kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara demi kawasan Indo-Pasifik yang aman dan makmur,” demikian menurut Juru Bicara Deplu AS Tammy Bruce.
Saat membahas soal pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, kedua menteri sempat bertukar pandangan soal keamanan maritim di Laut China Selatan, ucap Bruce.
“Kedua menteri juga menyatakan kesamaan tekad untuk mengutamakan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.
Jubir Deplu AS itu mengatakan bahwa Menlu Sugiono dan Menlu Rubio juga mengakui pentingnya penguatan kerja sama bilateral untuk mempererat hubungan perdagangan dan investasi di bidang-bidang yang menguntungkan kedua negara.
Bruce turut memastikan bahwa Menlu Rubio mengakui keinginan Indonesia untuk terus terlibat dalam proses perdamaian dan rekonstruksi pasca-konflik di kawasan Timur Tengah, sebagaimana disampaikannya lewat panggilan telepon dengan Menlu Sugiono.
Marco Rubio disetujui Senat AS untuk menjadi Menteri Luar Negeri AS pada Senin (20/1), sehingga menjadi pejabat pertama dalam pemerintahan Presiden Donald Trump yang mendapat persetujuan dewan legislatif.
Rubio akan mengemban tugasnya di tengah berbagai krisis dan konflik global, termasuk perang Rusia melawan Ukraina serta perang di Gaza dan Lebanon yang melibatkan Israel.
Rubio (53), yang pertama kali terpilih menjadi anggota Senat AS pada 2010, dikenal karena sikap garis kerasnya terhadap Iran, Kuba, Venezuela, dan China, serta dukungannya yang keras dan setia terhadap Israel.
Terkait politik luar negeri, sang menlu baru memiliki pandangan yang selaras dengan Trump, termasuk mendukung seruan untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina yang menurutnya telah mencapai “kebuntuan” dan “perlu segera diselesaikan.”
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025