Menteri P2MI Ungkap WNI Korban TPPO di Myanmar yang Viral di TikTok Berangkat Secara Unprosedural
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, para korban TPPO di Myanmar berangkat menjadi pekerja migran tanpa prosedur yang benar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengatakan, para korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di berangkat menjadi pekerja migran tanpa prosedur yang benar.
Pernyataan itu disampaikan Karding merespons soal beredarnya video beberapa orang pekerja Migran yang diduga mengalami penganiayaan saat bekerja di .
Video tersebut viral di media sosial dan Karding pun sudah melihatnya melalui .
"Nah ini memang kita nggak punya datanya karena mereka ini berangkatnya unprosedural, kita nggak tahu. Kita tahu karena ada , karena ada Medsos," kata Karding saat ditemui awak media di Kantor Kementerian , Jakarta Selatan, Senin (20/1/2025).
Karding menyampaikan, sejatinya banyak pekerja migran Indonesia yang menyasar negara untuk menjadi tujuan bekerja.
Bahkan, kata dia, jumlahnya mencapai ratusan orang.
Baca juga:
"Sebenarnya di ini banyak, kalau data yang dilaporkan oleh teman-teman yang pernah di sana itu ratusan, ratusan," kata dia.
Akan tetapi kata politikus PKB itu, sebagian besar dari mereka yang berangkat ke merupakan para pekerja yang tidak sesuai prosedur atau dapat dikatakan pekerja migran ilegal.
Pasalnya, pemerintah Republik Indonesia kata dia, sampai saat ini tidak memiliki kesepakatan perjanjian penempatan kerja ke beberapa negara termasuk dengan .
"Dan memang mohon maaf kita dengan Myanmar, Kamboja, Thailand itu nggak punya kesepakatan pembukaan lapangan kerja di sana, penempatan nggak ada," ujar dia.
Baca juga:
Hanya saja, sebagai bentuk pertanggungjawaban dari negara, Karding menyebut pemerintah akan membantu proses pemulangan para pekerja migran ilegal itu agar bisa kembali ke Tanah Air.
"Tapi sebagai bukti kehadiran negara, kita upayakan segala cara untuk membebaskan mereka, menyelamatkan mereka," ujar dia.
Sebagai informasi, belakangan beredar di media sosial, terdapat beberapa orang yang mengaku pekerja migran Indonesia yang bekerja di .
Dalam video yang viral itu, mereka menyuarakan permintaan tolong ke Presiden RI Prabowo Subianto untuk bisa segera dipulangkan ke Indonesia.
Mereka mengaku menjadi korban di dan kerap mendapatkan penyiksaan.