Mubaligh di Era Digital: Muhammadiyah Jatim Tekankan 4 Kunci Sukses Berdakwah
Mubaligh di Era Digital: Muhammadiyah Jatim Tekankan 4 Kunci Sukses Berdakwah. ????PWM Jawa Timur menekankan pentingnya bekal 4M bagi mubaligh Muhammadiyah agar dakwah tetap relevan di era digital. Simak strategi dakwah yang efektif di tengah perubahan zaman. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Menghadapi era digital yang penuh tantangan, Muhammadiyah menekankan pentingnya empat bekal utama bagi para mubaligh agar dapat berdakwah secara efektif dan relevan. Keempat bekal ini, yang disebut sebagai 4M (Manhaj, Ma’rifah, Muwajahah, Mu’asyarah), menjadi landasan bagi para dai dalam menyampaikan pesan Islam di tengah perubahan sosial yang cepat.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. M. Sholihin Fanani, menegaskan bahwa mubaligh harus memiliki pemahaman mendalam terkait metode dakwah, wawasan keilmuan, kesiapan menghadapi tantangan, serta kemampuan berinteraksi dengan masyarakat.
“Keempat aspek ini dianggap krusial agar para dai dapat menyampaikan pesan Islam dengan lebih efektif di tengah perubahan sosial yang cepat,” katanya dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Majelis Tabligh PWM Jawa Timur yang digelar di Hotel Metro Park View, Semarang, pada Sabtu (8/2/2025).
Manhaj
Para mubaligh perlu memiliki metode atau manhaj yang jelas dalam berdakwah sesuai dengan prinsip Islam dan nilai-nilai Muhammadiyah. Dengan pendekatan yang sistematis, dakwah dapat berjalan sesuai dengan koridor yang telah digariskan oleh organisasi.
Ma’rifah
Wawasan keilmuan menjadi faktor penting dalam dakwah. Mubaligh harus memahami perkembangan sosial, budaya, dan teknologi agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Muwajahah
Menghadapi berbagai tantangan dakwah di era digital membutuhkan kesiapan mental dan strategi yang tepat. “Para mubaligh harus siap menghadapi beragam kondisi dan dinamika sosial yang berkembang di masyarakat, termasuk tantangan di era digital,” tandasnya.
Mu’asyarah
Interaksi sosial yang baik menjadi salah satu kunci
keberhasilan dalam berdakwah.
“Para mubaligh harus bisa membaur dengan masyarakat, memahami
kebutuhan mereka, serta mampu membangun komunikasi yang efektif
agar pesan dakwah lebih mudah diterima,” paparnya.
Selain memiliki bekal 4M, Sholihin Fanani juga menekankan pentingnya gaya penyampaian yang menarik agar audiens tidak mudah bosan. Ia menyebutkan tiga aspek utama dalam dakwah yang harus diperhatikan oleh para mubaligh:
- Kinestetik – Gerakan tubuh yang komunikatif dapat membantu mubaligh dalam menyampaikan pesan dengan lebih menarik.
- Intonasi – Penggunaan intonasi yang jelas dan tidak monoton akan meningkatkan daya tarik dalam penyampaian materi dakwah.
- Substansi – Isi ceramah harus berbobot, berbasis dalil, serta sesuai dengan realitas sosial agar mudah dipahami oleh masyarakat.
“Mubaligh harus mampu menarik perhatian audiens dengan penyampaian yang tidak monoton dan tetap fokus pada pesan inti,” ujarnya.
Muhammadiyah berharap dengan kombinasi 4M dan teknik penyampaian yang efektif, para mubaligh dapat terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan menyampaikan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era digital. [ipl/beq]