Pengecer Elpiji 3 Kg Kembali Diaktifkan, Harga di Lapangan Masih Bervariasi

Di lapangan, beberapa pengecer mulai menerima pasokan elpiji 3 kg tanpa pembatasan jumlah dengan harga bervariasi.

Pengecer Elpiji 3 Kg Kembali Diaktifkan, Harga di Lapangan Masih Bervariasi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lahadalia mengungkapkan permintaan Presiden Prabowo Subianto untuk mengaktifkan kembali pengecer bisa menjual 3 kg. Ia mengatakan statusnya bakal berubah menjadi sub pangkalan secara otomatis. "Tidak dikenakan biaya apapun,” kata Bahlil dalam sidak di Palmerah Selasa, 4 Februari 2025.

Data dari Pertamina Niaga, jumlah saat ini berada di angka 375 ribu Nomor Induk Kependudukan (NIK). “Ini semuanya kami angkat sebagai sub-pangkalan. Kriterianya yang sudah beroperasi kami angkat semua jadi sub-pangkalan,” ucap Bahlil.

Pasca diaktifkannya kembali pengecer menjadi sub pangkalan, Tempo mewawancari sub pangkalan atau pengecer hingga masyarakat sebagai konsumen yang sempat mengalami kelangkaan di kawasan Jalan Kemanggisan Ilir, Jakarta Barat.

Yanto, pengecer resmi yang telah mendaftar sebagai sub pangkalan. Dia mengatakan sejak 6 Februari sudah menyerahkan KTP ke pangkalan resmi Pertamina, dengan begitu besoknya dia sudah menerima semacam sertifikat yang menandakan sebagai sub pangkalan resmi. 

"Saya mulai punya stok dua hari yang lalu. Saya menyerahkan fotokopi KTP ke pangkalan, dan selang besoknya dapat sertifikat jadi sub pangkalan resmi," katanya saat ditemui Sabtu sore, 8 Februari 2025.

Yanto menuturkan saat ini jumlah elpiji tidak ada yang dibatasi. Untuk stok 15 tabung, kata dia, tidak langsung habis dalam waktu dua hari. "Tergantung berapa diminta, saya minta 10 ke pangkalan dikasih aja kayak biasa. Untuk masyarakat juga gak ada batasan buat beli," ujarnya. "Saya beli dari pangkalan Rp 18 ribu, saya jualnya Rp 20 ribu."

Tak jauh dari lokasi pertama, Mey yang juga sebagai pengecer belum menyerahkan KTP ke pangkalan, namun tetap bisa memperoleh stok gas untuk dijual kembali. "Saya nggak ada serahin KTP. Minta stok juga nggak ada masalah," katanya. "Saya biasanya stok 10, itu pun sekarang nggak habis dalam sehari."

Menurut Mey, saat ini masyarakat ada yang mengeluh karena harga di pengecer menyentuh harga Rp 22 ribu, hal itu disebabkan harga di tingkat pangkalan resmi dijual dengan harga Rp 21 ribu. "Saya beli ke pangkalan dengan harga Rp 21 ribu, saya terpaksa jual Rp 22 Ribu," katanya. 

Sementara konsumen yang berprofesi sebagai pedagang gorengan mengatakan tidak terdampak lagi terkait kelangkaan gas. Menurutnya dia bisa memperoleh gas di warung terdekat, jadi tidak perlu harus ke pangkalan tertentu. "Sudah normal. Saya biasanya beli di pengecer di harga Rp 22 hingga 23 ribu," ujarnya. "Dulu pas langka saya sempet beli saya sempet beli harga Rp 25 ribu," katanya.