PLN Sulselrabar berkomitmen dukung pengusaha agrikultur

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID ...

PLN Sulselrabar berkomitmen dukung pengusaha agrikultur
Manfaat penggunaan listrik pada sektor pertanian sudah dirasakan sejumlah petani

Makassar, Sulsel (ANTARA) - General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Budiono berkomitmen untuk terus mendukung para pengusaha di bidang agrikultur, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.

"PLN hadir untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture. Penghematan dan peningkatan produktivitas para pelaku usaha sudah nyata dirasakan, kami mengajak para pelaku usaha di bidang agrikultur untuk turut menggunakan listrik," ujarnya dalam keterangannya di Makassar, Sulsel, Senin.

Budiono menambahkan program Electrifying Agriculture ini akan menjadi terobosan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas dan dapat meningkatkan tingkat efisiensi biaya operasional.

"Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal dan membawa manfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sekadar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.

Dia menjelaskan PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.

Baca juga:

Baca juga:

Budiono merinci per Desember 2024 total pelanggan Electrifying Agriculture di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, sebanyak 3.820 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 191.618 kilovolt ampere (kVA).

Manfaat penggunaan listrik pada sektor pertanian sudah dirasakan sejumlah petani.

Salah satu petani asal Kabupaten Gowa Syahruddin menjelaskan listrik dengan daya terpasang 66 kVA menjadi sumber energi untuk mengoperasikan pompa listrik yang mengaliri sawah seluas 200 hektare di tiga desa.

"Sebelumnya masyarakat hanya mampu memanen satu kali saja per tahun dan setelah menggunakan pompa listrik masyarakat mampu memaksimalkan kemampuan panen hingga tiga kali dalam satu tahun," ujarnya.

Ia mencatat sebelum menggunakan listrik, dalam satu kali siklus panen, para petani menghabiskan total Rp360 juta untuk membeli gas LPG, sedangkan saat menggunakan listrik PLN para petani hanya mengeluarkan biaya Rp51 juta per panen.

"Artinya, terdapat penghematan biaya operasional untuk menjalankan mesin pompa air adalah sebesar Rp309 juta atau 85,8 persen dalam satu kali panen," kata Syahruddin.

Baca juga:

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025