Puluhan truk antre di SPBU Blangpidie untuk dapat solar bersubsidi
Puluhan kendaraan roda empat dan enam antrean panjang di SPBU Keudai Paya Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ...
![Puluhan truk antre di SPBU Blangpidie untuk dapat solar bersubsidi](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/13/2025-02-13-20-55-49.jpeg)
Banda Aceh (ANTARA) - Puluhan kendaraan roda empat dan enam antrean panjang di SPBU Keudai Paya Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi.
Pantauan Antara pada Kamis, antrean panjang kendaraan itu tidak hanya di jalan nasional tetapi juga telah mendekati kantor Bupati Abdya, tepatnya di kawasan jalan dua jalur Desa Keudai Paya.
Salah seorang sopir truk, Maimun, mengatakan bahwa setiap sore dirinya harus antre panjang untuk mendapatkan BBM solar untuk kebutuhan kendaraan.
"Tiap hari kami antre di sore hari. Sebab BBM masuknya sore. Kalau pagi sampai siang solar enggak ada di SPBU," kata Maimun.
Begitu juga dengan puluhan sopir truk lainnya, sejak pukul 15.00 WIB sore mereka sudah parkir kendaraan untuk antre di SPBU Keudai Paya itu.
"Terkadang kami terpaksa bawa nasi saat antrean. Sebab banyak sekali mobil yang antre. Terkadang tengah malam nanti baru dapat giliran kita, jadi, kan harus bawa bekal," kata sopir lainnya, Nasruddin.
Baca juga:
Nasruddin mengaku tidak terganggu dengan aturan sistem barcode (QR code) yang diwacanakan penghapusan oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.
"Kalau soal barcode itu tidak masalah. Yang jadi masalah sekarang, BBM sering kosong di SPBU. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah bagaimana cara untuk menambahkan kuota lebih banyak," katanya.
Selain itu, Nasruddin juga menekankan bahwa pemerintah harus mencari cara untuk menghilangkan praktek pelansiran solar bersubsidi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab agar ketersediaan solar selalu ada di SPBU.
"Pemerintah juga harus mencari cara menghilangkan pelansir solar BBM bersubsidi agar ketersediaan solar selalu ada di SPBU," ujarnya.
Sebelumnya Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mewacanakan penghapusan sistem barcode pengisian BBM di seluruh SPBU di Aceh yang selama ini berlaku di Tanah Rencong tersebut.
"PR hari ini adalah, semua SPBU yang ada di Aceh tidak istilah lagi ada barcode (saat isi BBM)," kata Mualem.
Untuk diketahui, Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang ditunjuk Pertamina untuk menerapkan kebijakan penggunaan barcode pengisian BBM bersubsidi di SPBU, dan kebijakan ini sudah berlaku di Aceh sejak 2022 lalu.
Baca juga:
Dirinya menggarisbawahi, bahwa sesuai dengan sumpah jabatan yang dibacakan, mereka ingin mensejahterakan dan menyenangkan rakyat Aceh.
Karena itu, kebijakan awal yang ingin dilakukan adalah menghapus sistem barcode pengisian BBM. Sehingga masyarakat bisa langsung mendapatkannya meski tanpa QR barcode.
"Mohon digarisbawahi semua, siapa saja yang isi minyak tetap terus, karena tidak jadi masalah lagi kepada masyarakat (tanpa harus barcode)," ujarnya.
PT Pertamina Area Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyebutkan pihaknya menghormati pernyataan Gubernur Aceh Muzakir Manaf terkait pembelian BBM subsidi biosolar dan pertalite menggunakan barcode.
“Tujuan utama dalam program ini adalah agar BBM subsidi tepat sasaran sesuai ketentuan aturan dan kuota yang ditetapkan, mencegah serta meminimalisir penyelewengan BBM subsidi,” kata Area Manager Comm, Rel, CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria.
Pembelian BBM subsidi melalui barcode dalam Program Subsidi Tepat merupakan program yang dijalankan secara nasional di Indonesia.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025