SpaceX Luncurkan Dua Wahana Antariksa untuk Misi Pendaratan di Bulan
Kedua pendarat yang diluncurkan SpaceX memiliki misi masing-masing yang akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang.
TEMPO.CO, Jakarta - meluncurkan dua wahana swasta yang akan melakukan misi pendaratan di pekan lalu. Peluncuran dilakukan menggunakan roket Falcon 9 dari Florida’s Space Coast, membawa dua pendarat yang dikembangkan oleh Firefly Aerospace dan ispace, yaitu Blue Ghost dan Resilience. Kedua pendarat ini memiliki misi masing-masing yang akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang.
Blue Ghost, yang dikembangkan oleh Firefly Aerospace, akan menghabiskan 25 hari pertama di orbit Bumi untuk melakukan pemeriksaan sistem dan pengumpulan data menggunakan instrumen ilmiah yang dibawa, yang sebagian besar berasal dari NASA. Pendarat ini juga akan mengumpulkan data tentang bagaimana regolit bulan bereaksi terhadap pengaruh sinar matahari saat lunar dusk atau senja bulan.
Senja bulan ini merujuk pada kondisi saat matahari terbenam di bulan, atau saat transisi antara siang dan malam di permukaan bulan. “Setelah operasi muatan, Blue Ghost akan mengambil gambar matahari terbenam di bulan dan memberikan data penting tentang bagaimana regolit bulan bereaksi terhadap pengaruh sinar matahari selama kondisi senja bulan,” kata perwakilan Firefly Aerospace, dikutip dari , Rabu, 22 Januari 2025.
Setelah melakukan misi ilmiah, Blue Ghost akan beroperasi selama satu hari di Bulan, atau sekitar dua minggu di Bumi. Misi ini diperkirakan akan berlangsung selama sekitar 60 hari Bumi, dimulai dari peluncuran hingga matahari terbenam bulan. Dalam misi ini, Blue Ghost akan mengoperasikan instrumen yang dapat memberikan informasi penting terkait dengan kondisi bulan yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Sementara itu, Resilience, pendarat yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang ispace, mengambil jalur yang lebih panjang dan lebih hemat energi untuk menuju orbit bulan. Pendarat ini diperkirakan akan mencapai bulan dalam waktu empat bulan sejak peluncuran.
Sebelum itu, Resilience akan melakukan ‘lunar flyby’ dalam waktu sekitar satu bulan dari peluncuran. Perwakilan ispace mengatakan pendarat ini membawa lima muatan sains dan teknologi dari berbagai mitra komersial dan akademis, salah satunya adalah mikrorover bernama Tenacious yang dikembangkan oleh anak perusahaan ispace yang berbasis di Luksemburg.
Tenacious, rover seberat 5 kilogram, akan dikerahkan ke permukaan bulan untuk mengumpulkan regolit bulan sebagai bagian dari kontrak dengan NASA. Misi ini juga akan menyertakan Moonhouse, sebuah model rumah kecil berwarna merah-putih yang merupakan karya seniman Swedia, Mikael Genberg. Moonhouse ini menjadi simbol budaya yang dibawa oleh Resilience ke bulan.
Resilience adalah pendarat kedua yang dikirim oleh ispace ke bulan. Adapun pendarat pertama mereka berhasil mencapai orbit bulan pada Maret 2023, tapi jatuh saat percobaan pendaratan setelah bingung dengan tepi kawah. Misi Resilience ini menjadi harapan kedua bagi ispace untuk sukses dalam mendaratkan pesawat di bulan.
Misi ini juga menandai langkah penting dalam eksplorasi bulan yang melibatkan sektor swasta. Hanya ada satu pesawat ruang angkasa pribadi yang pernah berhasil mendarat di bulan, yaitu Odysseus, yang dibangun oleh perusahaan asal Houston, Intuitive Machines, dan berhasil mencapai prestasi besar tersebut pada Februari 2024.