Stok Elpiji 3Kg di Surabaya Masih Langka, Pengecer Kebingungan
Stok Elpiji 3Kg di Surabaya Masih Langka, Pengecer Kebingungan. ????Pengecer gas elpiji 3 kilogram di Surabaya kebingungan dengan perubahan aturan penjualan gas subsidi yang terjadi terus-menerus, sementara kelangkaan tabung gas hijau melon itu -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Pengecer gas elpiji 3 kilogram di Surabaya kebingungan dengan perubahan aturan penjualan gas subsidi yang terjadi terus-menerus, sementara kelangkaan tabung gas hijau melon itu masih terjadi dan menjadi masalah, Rabu (5/1/2025).
Mulai awal Februari 2025, pemerintah melarang penjualan gas elpiji subsidi 3 kg di pengecer dan masyarakat hanya dapat membelinya di pangkalan resmi Pertamina sesuai HET, sehingga megakibatkan antrean panjang pembeli di tempat pangkalan.
Kebijakan tersebut kemudian ditolak oleh banyak pihak, dan untuk mengubah aturan baru tersebut; pemerintah melalui Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia berencana akan mengalihkan pengecer elpiji 3 kg, ke status yang ia sebut sub-pangkalan.
Dan selain itu, pihak sub-pangkalan akan dibekali aplikasi yang bernama MerchantApps Pangkalan Pertamina.
Menanggapi hal itu, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Jalan Ngagel Madya Baru, Ahmad Bashori (30 tahun) mengatakan, masih bingung peraturan mana yang harus ia ikuti. Kata dia, gas elpiji 3 kg di toko kelontong miliknya saja langka dan selalu kehabisan stok.
“Ya bingung, masih belum tahu seperti apa. Tapi senangnya itu sekarang sudah tidak dilarang lagi kita untuk jualan. Soalnya warga sini juga banyak yang cari elpiji 3 kg,” kata Ahmad Bashori ditemui beritajatim.com, Rabu (5/2/2025).
Ahmad Bashori juga menyampaikan, kalau pihak agen dan pangkalan sampai hari ini belum dapat mengirim stok elpiji 3 kg sesuai permintaan, dan hanya mengirim separuh dari jumlah pengiriman normal.
“Sekarang ada tapi memang stoknya gak banyak, belum normal seperti hari hari biasanya,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Sumiati (36) pengecer dari Warung Madura di Jalan Juwingan, Surabaya. Dia khawatir, kalau dengan aturan baru itu ia tidak mengikutinya dan hanya menyusahkan dirinya.
“Saya gak paham caranya kalau teknologi seperti itu. Pegang handphone (hp) saja jarang. Kemarin memang sepat distop pengirimannya, tapi hari ini mulai dikirim lagi gas elpiji 3 kg, tapi separuh dari pesanan,” jelasnya.
Dari situ, pengecer berharap mereka bisa kembali menjual elpiji 3 kg seperti sedia kala, dengan stok pengiriman yang normal dan aturan yang mudah.
“Ya pengen kayak dulu aja, seperti biasanya bisa jual gas elpiji 3 kg. Kalau aturannya berubah saya takut gak bisa jualan, dan kehilangan pelanggan,” ucap dia. (rma/ted)