BLDF tanam 2 juta pohon lebih di berbagai daerah
Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang ...
Jakarta (ANTARA) - Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Pada kegiatan penanaman pohon di Bukit Patiayam, Kudus, Jateng, Rabu, Direktur Komunikasi Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara menjelaskan penanaman pohon itu mulai dari pohon trembesi di pinggir jalan, pohon peneduh di kawasan candi, penanaman mangrove sampai reboisasi kawasan hutan gundul, termasuk di Kabupaten Kudus itu.
Ia menjelaskan, di sepanjang pantai utara (Pantura) Pulau Jawa, Pulau Lombok, Trans Jawa serta jalur Trans Sumatera telah ditanami trembesi. Di samping itu, Bakti Foundation juga melakukan konservasi mangrove, konservasi di lereng gunung dan bukit yang gundul, dan penanaman pohon di situs-situs bersejarah Indonesia.
Pada bagian lain, Diah Asmara menjelaskan, pihaknya juga menginisiasi #OneActionOneTree atau OAOT yang merupakan sebuah digital campaign sejak Desember 2020 melalui kanal Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan).
Baca juga:
Baca juga:
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyambut Bulan Menanam Pohon pada bulan Desember dan Hari Satu Juta Pohon pada 10 Januari itu diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan lingkungan masyarakat melalui kegiatan sehari-hari yang memiliki dampak baik bagi lingkungan.
BLDF mengonversikan jumlah kilometer peserta sepeda dan lari serta unggahan sosial media menjadi bibit pohon yang ditanam di lereng Gunung Muria dan Perbukitan Patiayam, Kudus.
Gerakan digital yang bersifat tahunan itu mengonversi aktivitas sehari-hari individu itu menjadi bibit multi purpose tree species (MPTS) seperti mangga, alpukat, petai dan durian.
Ia mengungkapkan, setengah dekade berselang, dampak dari gerakan #OAOT semakin signifikan bagi pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan petani, khususnya di Desa Gondoharum, Kudus, yang menjadi penerima bibit.
Terbukti, panen pertama mangga di tahun 2024 telah menghasilkan 30 ton mangga dan tahun 2025 diperkirakan menghasilkan 60 ton mangga.
"Kini, mereka bahkan mulai memiliki target jangka panjang untuk mendirikan agroforestri dan menjadikan daerahnya sebagai salah satu produsen mangga terbesar di Provinsi Jawa Tengah," katanya.
BLDF tidak hanya membantu bibit pohon, tetapi juga mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada para petani sehingga tanaman tetap hidup.
Bahkan pada Rabu (5/2) BLDF memberikan bantuan 26.000 bibit pohon serta sarana dan prasarana seperti gazebo kepada Kelompok Tani Wonorejo agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan musyawarah kelompok.
Sementara Ketua Kelompok Tani Wonorejo, Mashuri mengaku tergerak menanami Bukit Patiayam agar terhindar dari bencana, mengingat lahan hutan di bukit itu pada tahun 2020 tinggal 10 persen yang berupa tanaman keras sehingga rentan longsor.
"Sejak 2020, kami berkolaborasi dengan BLDF yang memberikan bantuan bibit untuk menanam dengan sistem tumpang sari agar bernilai ekonomi. Alhamdulillah, setelah lima tahun merawat, kami mulai memanen mangga hingga 30 ton tahun lalu. Ini membuat petani semakin getol menanam mangga," kata Mashuri.
Namun, Mashuri meminta kepada dinas pertanian setempat agar mereka diberi bimbingan untuk bisa melakukan dua kali panen mangga dalam setahun seperti yang sudah diterapkan petani mangga di daerah lain.
"Kami ini masih belajar soal tanaman mangga, dan ingin dapat teknologi agar bisa panen dua kali sehingga makin meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya yang mendapat izin hutan pemasyarakatan seluas 300 hektare untuk kelompoknya yang beranggota 377 anggota.*
Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025