Mantan Intel Israel: Hamas Tetap Jadi Aktor Dominan, Israel Gagal Menumbangkannya
Michael Milshtein, eks perwira intelijen Israel, mengatakan Hamas tetap menjadi “aktor dominan” di Jalur Gaza meski sudah 1,5 tahun diserang Israel.
TRIBUNNEWS.COM – Michael Milshtein, seorang eks perwira intelijen , mengatakan tetap menjadi "aktor dominan" di , meski sudah diserang selama 1,5 tahun.
Milshtein menyebut perang yang dikobarkan di Gaza tidak membuat tumbang ataupun membuat para sandera bisa bebas.
"Ada pencapaian taktis, tetapi tidak ada arah strategis. masih berkuasa dan masih menjadi aktor dominan di Gaza. Titik," kata dia, dikutip dari artikel Financial Review, Senin (3/2/2025).
Saat ini, para juru penengah mulai membahas rincian tahapan kedua gencatan senjata -Gaza.
Jika tahap kedua itu berhasil, akan ada lebih banyak sandera yang bebas. Di samping itu, perang di Gaza bisa diakhiri permanen.
Perdana Menteri , Benjamin Netanyahu, akan segera memutuskan apakah menyetujui pemberlakuan tahap kedua.
Netanyahu sudah dipaksa Presiden AS Donald Trump untuk menerima gencatan senjata. Namun, Netanyahu juga harus menghadapi para menteri sayap kanan dalam kabinetnya yang menolak gencatan.
Menteri Keuangan , Bezalel Smotrich, sudah mengancam akan merobohkan kabinet jika Netanyahu tidak melanjutkan perang setelah gencatan tahap pertama selesai pada akhir bulan ini.
Mengenai masa depan Gaza, Milshtein menyinggung usulan dari Avi Issacharoff, seorang pakar . Issacharoff mengatakan pelibatan Otoritas (PA) adalah satu-satunya pilihan realistis demi "rezim alternatif" di Gaza.
Bagi Milshtein, usulan itu sesuatu yang "naif" dan akan berakhir dengan kegagalan. Dia menyebut posisi PA lemah sehingga akan tetap menjadi kekuatan militer de facto di Gaza.
Milshtein lalu memberikan usulan lain, yakni memberlakukan gencatan senjata penuh demi memulangkan semua warga Israel yang disandera.
Baca juga:
Lalu, harus diakui, tetap akan berkuasa di Gaza, setidaknya sampai perang berikutnya.
Dia mengatakan untuk melenyapkan , diperlukan kampanye militer besar-besaran dalam waktu yang sangat panjang.
"Ini memerlukan perencanaan serius dan dukungan dari dalam negeri dan internasional. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun," katanya.