Strategi Jitu Unit Bayangan Hamas dan Kegagalan Intelijen Israel

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Keberhasilan pasukan Brigade al Qassam dalam operasi Badai al Aqsa pada 7 Oktober 2023 membetot perhatian dunia. Kala itu ratusan orang dari wilayah Israel berhasil ditahan pasukan...

Strategi Jitu Unit Bayangan Hamas dan Kegagalan Intelijen Israel

Ilustrasi unit bayangan Brigade al Qassam sayap militer Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Keberhasilan pasukan Brigade al Qassam dalam pada 7 Oktober 2023 membetot perhatian dunia. Kala itu ratusan orang dari wilayah berhasil ditahan pasukan sayap militer tersebut.

Setelah itu mereka dibawa ke mana saja? Dan bagaimana bisa berhasil mengamankan mereka? Pertanyaan itu semua adalah inti dari pembahasan kali ini. Jawabannya ada pada salah satu unit al Qassam, yaitu unit bayangan.

Dibentuk oleh Muhammad Deif dan Sinwar, unit ini memiliki tugas mengamankan sandera untuk menjadi alat bargaining Hamas dengan Israel. Dengan adanya sandera, Israel akan menurunkan tensi serangan hingga akhirnya bertekuk lutut dalam gencatan senjata seperti pada Januari tahun ini.

Unit bayangan terdiri dari sejumlah personel yang diambil dari satuan penyerang dan juga penggali terowongan. Juga ada yang diambil dari satuan penjaga pantai. Karena itulah mereka tidak hanya bekerja di dalam unit tersebut, namun juga memiliki tugas lain sebagaimana asal satuan atau unit mereka. Hal ini terjadi karena pekerjaan mereka di unit bayangan tidak sepanjang waktu sebab tidak selalu ada tahanan atau sandera yang harus diamankan.

Seorang sumber menyampaikan fakta menarik kepada Asharq Awsath bahwa personel unit ini terlatih dengan baik dalam cara mengamankan setiap warga Israel yang diculik. Mereka menghadapi tantangan besar setelah serangan 7 Oktober 2023, ketika lebih dari 100 warga Israel ditangkap dari Jalur Gaza.

Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa selama perang ini, Unit Bayangan Brigade al Qassam menerima instruksi sepanjang waktu untuk memindahkan tahanan dari satu tempat ke tempat lain, baik di atas tanah atau di bawahnya (terowongan). Mereka bekerja dengan cara taktis yang berbeda. Terkadang, para tawanan mengenakan pakaian wanita Arab agar mudah dipindahkan sebagai wanita. Dari satu tempat ke tempat lain.

 

Loading...

sumber : Antara