Tukar tambah peralatan rumah tangga di China melonjak pada 2024

Beijing (ANTARA) - Penjualan peralatan rumah tangga di bawah kebijakan program tukar tambah (trade-in) di China melonjak pada 2024, menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag) China pada Sabtu (18/1).

Penjualan ritel peralatan rumah tangga dan peralatan audio dan visual di bawah skema tersebut mencapai 1,03 triliun yuan (1 yuan = Rp2.233) atau sekitar 143,29 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.378) pada 2024, menurut data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China. Ini menandai pertama kalinya angka penjualan tersebut melampaui ambang batas 1 triliun yuan sekaligus mewakili pertumbuhan 12,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).Lebih dari 37 juta konsumen mendapat manfaat dari subsidi untuk pembelian barang-barang rumah tangga mereka, kata Kemendag China.Tingginya partisipasi dalam program ini menjadi bukti. Butuh waktu 33 hari untuk mencapai satu juta peserta, dan hanya butuh 17 hari lagi untuk mencapai lima juta, imbuh kementerian tersebut.Produk hemat energi sangat diminati, dengan sejumlah item yang memiliki tingkat efisiensi energi tertinggi menyumbang lebih dari 90 persen dari total pendapatan penjualan.Guna merangsang belanja konsumen dan memacu pertumbuhan ekonomi, China pada Maret 2024 mengumumkan rencana aksi untuk mengimplementasikan peningkatan peralatan dan tukar tambah barang konsumen berskala besar, hampir 15 tahun setelah kampanye pembaruan terakhir dilakukan.Sebagai bagian dari upaya terbaru untuk meningkatkan program itu, China memutuskan memperluas jumlah kategori peralatan rumah tangga yang memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi pemerintah dari delapan kategori pada 2024 menjadi 12 kategori pada 2025, dengan microwave, pemurni air, mesin pencuci piring, dan penanak nasi ditambahkan ke dalam daftar tukar tambah peralatan rumah tangga.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025