Viral, Bus Rombongan Wisatawan Kena Pungli di Bandung
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Rekaman video yang menunjukkan bus rombongan wisatawan asal Jakarta terkena pungutan liar (pungli) oleh juru parkir liar di Kota Bandung viral di media sosial. Aksi tersebut diketahui terjadi...
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Rekaman video yang menunjukkan bus rombongan wisatawan asal Jakarta terkena pungutan liar (pungli) oleh juru parkir liar di Kota Bandung di media sosial. Aksi tersebut diketahui terjadi pada Rabu (5/2/2025) kemarin di kawasan Cimenyan, perbatasan dengan Kabupaten Bandung.
Pada rekaman video yang diterima, rombongan wisatawan tersebut hendak menuju salah satu kafe Detuik di wilayah Bojeng Koneng, Kota Bandung. Mereka dicegat oleh sejumlah orang yang diduga ojek pangkalan (Opang) menggunakan sepeda motor.
Setelah dicegat, mereka menawarkan pengawalan menuju ke kafe tersebut. Meski sopir bus tidak menerima tawaran tersebut, bus rombongan tetap dikawal hingga menuju ke kafe tersebut.
Rombongan tersebut pun tiba di kafe. Sopir bus menanyakan tarif untuk mengawal bus ke lokasi dan mereka menyampaikan seikhlasnya. Saat hendak diberi Rp 50 ribu, mereka yang diduga ojek pangkalan tidak mau menerimanya.
Setelah kegiatan di kafe beres, rombongan wisatawan pun hendak pulang akan tetapi ditahan oleh sejumlah orang tersebut. Mereka akan menahan bus hingga membayar kepada diduga ojek pangkalan. Setelah diduga ojek pangkalan enggan menerima Rp 50 ribu, sopir bus pun memberikan Rp 100 ribu hingga akhirnya diperbolehkan untuk melintas.
Kapolsek Cibeunying Kidul Kompol Suparman mengatakan telah mengamankan tiga orang berinisial A (39 tahun), T (29 tahun) dan A (27 tahun) pascakejadian video viral pungli terhadap bus rombongan wisatawan di media sosial. Selain itu, pihaknya juga melakukan klarifikasi kepada manajemen.
"Ada tiga (diamankan). Kami langsung klarifikasi dengan pihak manajemen kafenya, kami tinggal menunggu dari pihak yang dirugikan," ucap dia, Kamis (6/2/2025).
Suparman berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
Perwakilan manajemen, kafe Yusuf mengatakan pihaknya terbiasa berkoordinasi dengan ojek pangkalan untuk mengawal bus apabila terdapat konsumen yang datang. Namun, sebelumnya bus yang akan datang sudah terlebih dahulu melakukan reservasi.
"Biasanya kalau ada bus suka ada koordinasi, karena jalannya sempit. Tapi kejadian kemarin itu costumer datangnya tanpa reservasi. Jadi datang, makan, pulang," kata dia.
Ia mengatakan jasa pengawalan tersebut akan dibayar oleh pihak kafe. Namun, untuk peristiwa yang terjadi kemarin konsumen tidak melakukan reservasi terlebih dahulu. Salah seorang ojek pangkalan Asep (39 tahun) meminta maaf atas peristiwa yang terjadi kemarin. Ia mengaku tidak akan mengulangi kejadian tersebut.
"Saya meminta maaf mungkin saya salah komunikasi atau gimana sampai viral di medsos, saya Asep perwakilan teman-teman meminta maaf kepada rombongan yang kemarin datang ke kafe Detuik," kata dia.