Wamentan: Riau ditargetkan jadi percontohan tumpang sari jagung-cabai
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Provinsi Riau menjadi daerah percontohan terbaik dalam ...
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Provinsi Riau menjadi daerah percontohan terbaik dalam penerapan program tumpang sari jagung dan cabai di lahan perkebunan sawit.
“Riau ini termasuk salah satu yang ditarget besar karena lahan sawitnya juga besar, perkebunannya juga besar. Sehingga peremajaan sawit itu diharapkan nanti ada tumpang sari dengan jagung dan juga dengan cabai,” kata Wamentan di sela kunjungan kerja bersama Pemuda Tani Indonesia di Kecamatan Rumbai Pesisi, Kota Pekanbaru, Riau, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Sudaryono bahwa Riau memiliki potensi besar untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, terutama dalam komoditas jagung.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar, mengungkapkan bahwa pemerintah telah mencanangkan target pertanaman jagung seluas 1,2 juta hektare untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Ia menegaskan bahwa komoditas pertanian di Indonesia, terutama jagung, cabai, dan padi gogo, terus berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia.
Dia mengaku optimistis target produksi 1,2 juta ton jagung dapat tercapai dalam waktu dekat. Pasalnya, kini pemerintah terus menggenjot produksi jagung dengan melibatkan berbagai unsur, salah satunya Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Saya kira tumpang sari itu salah satu langkah yang sangat bagus dan kita lihat seluruh Indonesia sekarang sedang bergeliat semua untuk menanam jagung. Mereka berlomba-lomba meningkatkan produksi," kata Wamentan.
"Bahkan dari kepolisian juga punya peran yang sangat besar dalam kaitannya swasembada jagung ke depan,” tambahnya.
Dengan luas lahan sawit yang besar di Riau, Wamentan berharap tumpang sari jagung dan cabai dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada.
Pemerintah pun bertekad untuk tidak mengimpor jagung pada 2025, dengan mengandalkan peningkatan produksi dalam negeri.
“Presiden sudah menargetkan tidak impor jagung di tahun 2025. Dengan tumpang sari, kita bisa memanfaatkan umur sawit yang sudah ada dan menghasilkan tanaman lain seperti jagung dan cabai,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Riau Rahman Hadi menyambut baik perhatian yang diberikan oleh Kementerian Pertanian terhadap peningkatan produksi jagung dan cabai di daerahnya.
Ia mengungkapkan bahwa Provinsi Riau memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung produksi pangan nasional.
“Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian Bapak Wamentan terhadap peningkatan produksi di daerah kami. Perlu diketahui, Provinsi Riau memang memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung produksi nasional,” kata Rahman.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia Soeroyo juga menyatakan komitmennya untuk mendukung Polri dalam menjalankan program pemerintah yakni penanaman jagung dan padi dengan menargetkan 50 ribu hektar lahan.
“Dan 50 ribu lainnya untuk padi dalam mendukung target Polri 2 juta hektar yang telah kita targetkan. Kami yakin, dengan kerja sama yang solid, target ini bisa tercapai dalam waktu cepat dan singkat,” kata Soeroyo.
Dia berharap dengan adanya program tumpang sari ini, dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Riau, mengoptimalkan penggunaan lahan perkebunan sawit, serta mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025