Yustinus Prastowo Kritik Deddy Corbuzier Bandingkan Keracunan MBG vs Makan Steak
Mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, menilai Deddy Corbuzier tidak bisa membandingkan kasus keracunan MBG dengan pengalaman pribadinya keracunan saat makan steak.
Pernyataan berkaitan dengan makan bergizi gratis (MBG) ramai dibahas di media sosial. Hal ini berawal saat Deddy mengkritik anak yang menyebut ayam di dalam menu MBG tidak enak.
Konten tersebut pun memancing respons netizen yang menganggap pernyataan Deddy tidak tepat. Banyak warganet menganggap program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu harus diawasi dan dievaluasi pelaksanaannya karena menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo pun merespons konten Deddy tersebut. Sebab dalam unggahan kontennya, Deddy menjawab komentar netizen yang mempertanyakan soal kasus keracunan dalam program MBG tersebut.
Diketahui belum lama ini ditemukan kasus keracunan makanan yang dialami puluhan siswa di sekolah dasar (SD) yang berada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Keracunan terjadi setelah murid SD mengkonsumsi makanan dari program MBG.
Dalam merespons komentar netizen, Deddy justru membandingkan kasus tersebut dengan pengalamannya saat makan steak. “Gue makan steak Rp 6 juta juga pernah keracunan..so?!” tulis Deddy.
Mengetahui komentar Deddy tersebut, Yustinus pun menilai Deddy tidak bisa membandingkan antara kasus keracunan MBG dengan pengalaman pribadinya keracunan saat mengkonsumsi steak. Sebab, saat membeli steak Rp 6 juta dan mengalami keracunan maka bisa complain dan menuntut ke restoran. Kejadian ini hanya urusan pribadi Deddy dengan tempat makan tersebut.
Lain halnya dengan kasus keracunan di program MBG. “Pengadaannya menggunakan uang APBN alias uang pajak yang dibayar rakyat. Pelaksananya aparatur negara. Maka pertanggungjawaban ke publik. Ini menjadi urusan publik,” tulis Yustinus melalui akun X pribadinya @prastow, Minggu (19/1).
Yustinus justru membenarkan jika ada siswa dan rakyat yang teriak saat program MBG tidak berjalan dengan baik. Ia justru menyayangkan sikap Deddy yang tidak bisa membedakan program MBG dengan pengalamannya sendiri.
“Mosok bedain gitu aja nggak bisa? Entar turun pangkat lho,” tulis Yustinus.
Ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah untuk mengevaluasi dan penguatan kontrol di lapangan. Yustinus menilai, respons Istana dan Badan Gizi Nasional (BGN) mengenai kasus keracunan tersebut cukup proper dan terbuka.
"Semoga program ini lebih baik dan berhasil. Juga dijauhkan dari pendengung linglung nggak nyambung itu,” tulis Yustinus.