10 hektare kawasan hutan Lombok Tengah untuk wanatani

Tercatat 10 hektare kawasan hutan di Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa ...

10 hektare kawasan hutan Lombok Tengah untuk wanatani

Mataram (ANTARA) - Tercatat 10 hektare kawasan hutan di Desa Kabul, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dijadikan untuk pengembangan wanatani tanaman pangan di lahan kering.

"Program ini sebagai langkah nyata dalam mendukung gerakan ketahanan pangan nasional," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) Kementerian Kehutanan Dyah Murtiningsih di Mataram, Selasa

Hal itu disampaikan saat acara penanaman serentak wanatani (agroforestri) tanaman pangan di Kabupaten Lombok Tengah.

Ia mengatakan penanaman serentak untuk jenis padi, jagung dan tanaman hasil hutan itu dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain itu program ini bisa mendukung ketahanan pangan nasional sesuai dengan program Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Wanatani atau agroforestry adalah suatu bentuk pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman pertanian pangan.

Ia mengatakan adapun jenis tanaman pangan yang ditanam antara lain, yakni padi, pohon kemiri, kelengkeng, mangga, nangka dan jagung pada lahan kering.

"Tanaman yang ditanam ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," kata dia.

Penanaman serentak itu dilaksanakan pada 26 titik di Indonesia dan salah satu di Lombok Tengah." Target program ini di NTB 3000 hektare," katanya.

Sementara itu, Pj Gubernur NTB Hassanudin mengatakan pihaknya mendukung atas program diberikan oleh Kementerian Kehutanan karena program ini ini salah satu program prioritas di NTB dalam mendorong pemerataan ekonomi dan mengurangi degradasi hutan.

"Melalui program ini, masyarakat harus diberikan akses legal dalam pengelolaan hutan secara produktif dan berkelanjutan," katanya.

Diharapkan dari program penanaman ini masyarakat bisa diberikan edukasi dan sosialisasi bagaimana bisa mendapatkan manfaat ekonomi tanpa merusak hutan yang selama ini menggantungkan hidupnya pada hutan.

"Program seperti ini harus diperluas ke wilayah lainnya dan hal ini bisa berlanjut tergantung bagaimana pemeliharaan selanjutnya dan penguatan terhadap kelompok tani hutan," katanya.

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025