5 Fakta Game Online Koin Jagat: Pemicu Stres, Emosional, dan Egois

Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan UI, Anna Surti Ariani, menyebut permainan Koin Jagat bisa memicu stres negatif maupun positif

5 Fakta Game Online Koin Jagat: Pemicu Stres, Emosional, dan Egois

TEMPO.CO, Jakarta - Game online telah mencuri perhatian banyak orang di Indonesia. Bermula dari tren viral di media sosial, terutama TikTok, permainan ini mengajak pengguna untuk mencari dan mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi publik di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Dikutip dari Antara, Koin Jagat memungkinkan pemain membeli, menjual, dan menukar koin virtual dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dengan fitur seperti bonus dan kompetisi, Koin Jagat cepat menarik perhatian masyarakat, terutama dengan lebih dari 1 juta pemain aktif dan transaksi harian yang mencapai miliaran rupiah.

1. Pemicu Stres

Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), Anna Surti Ariani, menyebut permainan Koin Jagat bisa memicu stres negatif maupun positif bagi pemainnya. Menurutnya, permainan tersebut membuat pemain bisa jadi meninggalkan tugasnya atau tidak bisa konsentrasi dengan apa yang seharusnya dilakukan.

"Perburuan koin ini bagaimanapun menciptakan stres, baik itu stres positif (eustress) karena jadi semangat mencari ataupun stres negatif (distress) karena jadi tak bisa memikirkan yang lain selain mencari koin," ujar Nina, sapaannya, pada Kamis, 16 Januari 2025, dikutip dari Antara.

2. Dampak Positif dan Negatif

Nina mengatakan Koin Jagat membuat pemain bisa menjadi kreatif hingga menguji ketangguhan. "Orang juga jadi kreatif untuk mencari, jadi berpikir ide lokasi atau cara untuk menemukan koin. Kemudian, ketangguhan juga jadi teruji. Jika tak langsung menemukan koin, ia berusaha mencari di lokasi lain," ujar Nina pada Kamis, 16 Januari 2025, dikutip dari Antara.

Di sisi lain, Nina menyebut Koin Jagat merusak fasilitas umum karena banyak pemain kurang membaca peringatan-peringatan yang sudah ada di aplikasi tersebut. "Banyak orang literasinya rendah, malas membaca, jadi tidak paham bahwa dia tak perlu merusak fasilitas umum," ucap Nina.

3. Emosional dan Egois

Nina juga mengatakan Koin Jagat membuat pemain cenderung emosional serta egois hanya melakukan yang menguntungkan untuk dirinya. Bahkan, kata Nina, permainan ini bisa menyebabkan pertengkaran antar sesama pemburu koin. 

"Ada pula yang cenderung egois hanya berpikir apa yang bisa dilakukan untuk menguntungkan dirinya sehingga tak peduli jika merusak fasilitas umum. Ada pula orang-orang yang cenderung emosional, jika tidak menemukan apa yang dicari, dia jadi marah, dan tak peduli apa yang dilakukannya," katanya pada Kamis, 16 Januari 2025, dikutip dari Antara.

4. Tengah Ditelusuri Menkraf

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar mengatakan pihaknya tengah menelusuri tujuan dan pembuat Koin Jagat. "Lagi kami telusuri. Ada kemungkinan (pembuat aplikasi) itu mix. Karena kalau itu di webtree biasanya pasti mix kan," kata Irene di kantor KSP Kompleks Istana Kepresidenan pada Rabu, 15 Januari 2025.

Menurut Irene, kegiatan berburu Koin Jagat memiliki dampak positif dan negatif. "Buat saya semuanya ada baiknya, yang penting diarahkan ke positif. Tapi sekarang kami harus melihat dulu, mengkaji secara proper siapa di belakang itu dan tujuannya apa," ujar Irene. 

5. Pengembang Ubah Pola 

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria mengatakan pengembang bakal meninjau pola permainan mereka usai mendapat aduan para pengguna aplikasinya merusak fasilitas publik. “Pengembangnya itu me-review kemudian mungkin akan mengubah pola permainannya untuk tidak sampai merusak,” ujar Nezar di Jakarta Selatan pada Rabu, 15 Januari 2025.

Nezar menuturkan para pengembang juga bersepakat akan membuat program yang lebih baru, dan lebih edukatif. "Juga lebih konstruktif gitu. Jadi enggak lagi merusak dan lain sebagainya," ujar Nezar.

Hendrik Yaputra dan Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.