7 Kesalahan yang Dilakukan Penumpang Pesawat saat Mengemas Barang Bawaan

Kesalahan mengemas tas yang dibawa naik pesawat bisa menghambat perjalanan dan menambah biaya. Ketahui 7 kesalahan yang sering dilakukan penumpang.

7 Kesalahan yang Dilakukan Penumpang Pesawat saat Mengemas Barang Bawaan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika akan bepergian, pelancong akan menyiapkan kebutuhan pribadi untuk dibawa. Karena ingin menghemat uang saat keluar rumah, banyak pelancong membawa semua barang yang dibutuhkan selama di tujuan. Namun, ketika menggunakan terbang, penghematan itu mungkin tidak akan terjadi karena setiap maskapai memiliki aturan jatah . Jika melebihi jatah, penumpang harus membayar biaya tambahan.

Karena itu, pelancong perlu barang secara bijak untuk memperlancar perjalanan. Namun, masih banyak yang salah saat mengemas barang yang dibawa.

Berikut 7 kesalahan yang dilakukan penumpang pesawat saat mengemas barang bawaan.

1. Mengisi tas terlalu penuh

Bawa barang yang sangat dibutuhkan untuk mempermudah dalam perjalanan. Membawa tas atau terlalu penuh akan membuat penumpang kesusahan untuk menyimpannya ke kompartemen. Perlu diketahui bahwa menyimpan barang ke kompartemen bukan tugas pramugari. Selain itu, jika terlalu berat, penumpang harus menitipkan tas tersebut di bagasi terdaftar saat check in dan kemungkinan membayar biaya tambahan karena aturan bagasi dari maskapai.

2. Membawa lebih dari dua tas

Setiap maskapai memiliki aturan tersendiri dalam aturan jumlah tas yang boleh dibawa penumpang. Ada yang diizinkan satu tas, dua, hingga tiga tas. Namun, alangkah baiknya penumpang tidak membawa tas lebih dari dua. Saat di pintu gerbang, petugas akan meminta untuk menggabungkan barang bawaan ke dalam dua tas. Selain membuat lama, penumpang harus membayar biaya tambahan jika barang tersebut tidak muat dalam dua tas.

3. Menyimpan barang yang dibutuhkan dalam penerbangan di kompartemen

sebaiknya dilakukan jauh sebelum waktu keberangkatan. Ini untuk memastikan bahwa barang-barang yang dibawa sudah ditempatkan sesuai kebutuhan. Saat mengemas, simpan barang yang akan dibutuhkan selama penerbangan di tas barang bawaan pribadi bukan di koper. Jika penumpang membutuhkan barang yang disimpan dalam koper maka itu bisa membuat penumpang lain terganggu. Terlebih jika mengambil barang di kompartemen atas, turbulensi bisa saja menggeser tas dan rawan terjatuh mengenai orang.

4. Mengemas cairan dengan cara salah

Perlengkapan mandi atau botol cair yang dibawa bisa saja bocor karena perubahan ketinggian yang dialami pesawat. Hal ini bisa terjadi karena gas dalam botol memuai oleh tekanan kabin pesawat yang berkurang sedangkan volume udara dalam botol megembang. Cara menghindari hal itu dengan terlebih dahulu membuang gas yang terdapat dalam botol. Penting juga untuk memilih jenis wadah yang digunakan, botol yang menggunakan tutup seperti sekrup lebih baik untuk mencegah kebocoran. 

5. Tidak membawa botol isi ulang pribadi

Penting agar tubuh tetap terhidrasi selama penerbangan. Jumlah air yang disarankan selama penerbangan yaitu sebanyak 237 mililiter untuk setiap jamnya. Penumpang bisa mengisi ulang botol tersebut di terminal bandara. Dengan membawa botol air isi ulang bisa menghemat pengeluaran dan mengurangi pemakaian botol kemasan plastik yang merusak lingkungan. 

Saat musim panas, turbulensi bisa sering terjadi karena suhu panas tinggi. Saat turbulensi meningkat, pramugari diminta untuk duduk. Apabila pramugari tidak dapat berdiri maka penumpang tidak akan mendapatkan makanan ringan atau minuman. Sekarang, beberapa maskapai penerbangan tidak lagi memberikan makanan dan minuman secara gratis.

7. Jaket disimpan dalam tas

Agar tas tidak penuh saat bepergian dengan pesawat, alangkah baik baju tebal atau jaket dipakai dalam pesawat dibanding disimpan di dalam tas. Dengan cara itu, penumpang tetap bisa membawa baju tebal dan lebih banyak barang penting lain yang disimpan dalam tas.

NIA NUR FADILLAH | BUSINESS INSIDER