Akademisi: Tukin bisa tingkatkan keteladanan dosen di depan mahasiswa
Guru Besar dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Prof Agung Nugroho menyebutkan tunjangan kinerja (tukin) ...
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Prof Agung Nugroho menyebutkan tunjangan kinerja (tukin) yang diberikan kepada para dosen aparatur sipil negara (ASN) menjadi salah satu hal yang dapat meningkatkan keteladanan para dosen di hadapan mahasiswa.
Agung dalam paparannya pada dialog "Pejuang Tukin" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu, menjelaskan tukin yang diberikan kepada para dosen dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki penampilan hingga sarana ajar yang dimiliki oleh dosen.
"Yang dijadikan contoh teladan buat mahasiswanya itu harus bisa menampilkan sesuatu yang lebih baik. Jadi, maaf ya, kalau dosen laptopnya baru dibuka engselnya retak, kemudian baru di-colokin LCD kemudian mati, itu nanti tingkat penghormatan mahasiswa, keseganan mahasiswa kepada dosen akan menurun," ungkap Agung.
Baca juga:
Agung yang merupakan Guru Besar muda itu mengakui dirinya juga mengalami hal serupa saat mengawali kariernya sebagai dosen.
"Bagi dose, nilai kepercayaan dirinya juga akan menurun. Sehingga, bagaimana dia bisa memberikan model, bisa memberikan contoh, bisa memotivasi mahasiswanya, sementara dia juga masih berjuang dengan dirinya sendiri, begitu," katanya.
Pria berusia 42 tahun itu menekankan tukin sangat diperlukan untuk menunjang kesejahteraan para dosen, terlebih bagi para dosen muda, yang belum berkesempatan untuk mengikuti sertifikasi.
Selain itu, lanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademika dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Mataram pada 2023, menunjukkan hanya 27,3 persen dosen berpenghasilan lebih dari Rp5 juta.
Menurut Agung, hal ini bukanlah hal yang ideal, sebab perguruan tinggi merupakan rumah dari SDM unggul Indonesia, dimana para dosen yang berpendidikan tinggi merupakan penanggung jawab atas pencetakan generasi unggul yang dapat menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga:
Baca juga:
"Ketika profesi dosen nanti tidak menjadi profesi yang menarik, kemudian juga menjadi profesi yang sering diberitakan dengan profesi yang kurang menguntungkan atau dengan honor atau pendapatan yang kecil, lama-kelamaan para mahasiswa kita yang memiliki keunggulan akan enggan menjadi dosen," ujar Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pelajaran Universitas Lambung Mangkurat tersebut.
Jika hal ini terus berlanjut, Agung menilai bukan tidak mungkin talenta terbaik Indonesia akan meninggalkan Tanah Airnya, karena merasa kurang dihargai.
Oleh sebab itu, Agung berharap kepada pemerintah untuk merealisasikan tukin bagi para dosen ASN, sehingga para dosen menjadi lebih nyaman berada di rumah sendiri. Dengan adanya berbagai fasilitas pengembangan karier dan potensi, serta motivasi untuk dapat menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025