Anak Perempuan Berisiko Diwariskan Kanker Serviks dari Ibu atau Nenek
Orang tua pengidap kanker serviks berisiko menularkan pada anak perempuan, bahkan hingga ke cucu perempuan, sehingga upaya preventif patut dilakukan.
![Anak Perempuan Berisiko Diwariskan Kanker Serviks dari Ibu atau Nenek](https://statik.tempo.co/data/2020/10/15/id_973939/973939_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan di RS Permata Depok, Winda Nizarwan, menjelaskan orang tua pengidap berisiko menularkan pada anak perempuan, bahkan hingga ke cucu perempuan, sehingga upaya preventif patut dilakukan.
“Kalau garis atas kita artinya orang tua, di atas orang tua ada nenek. Ada satu garis wanita yang terinfeksi kanker mulut rahim atau kanker payudara, nenek kita. Kita ngomongin perempuan, maka itu secara tidak langsung hitungan turunannya diturunkan kepada anaknya yang perempuan,” jelas Winda dalam webinar pada Jumat, 7 Februari 2025.
Penyakit yang disebabkan human papilloma virus () ini dapat tetap bersarang di tubuh atau tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun secara medis dapat dikendalikan melalui pengobatan yang tepat. Dengan demikian, tindakan preventif menjadi langkah yang tepat dan perempuan yang berisiko terkena dapat melakukan vaksinasi HPV untuk menurunkan potensi kanker serviks.
“Supaya penurunan secara genetik bisa diperkecil. Kita enggak bisa menghilangkan 100 persen tapi dengan tidak melakukan vaksinasi maka angka timbul semakin besar. Maka menjadi bijaksana, pertama pap smear, yang kedua vaksin,” lanjutnya.
Tiga dosis vaksin HPV
Dia mengatakan terdiri dari tiga dosis sehingga perempuan
direkomendasikan vaksinasi tiga dosis penuh. Ia juga
menyarankan para ibu, terutama yang memiliki anak perempuan
berusia 9 tahun untuk dapat turut serta pada program vaksinasi
HPV secara gratis di sekolah yang dihadirkan pemerintah.
“Pemerintah memberikan vaksinasi pada anak-anak sekolah mulai 9 tahun. Maka saya anjurkan ibu-ibu yang mempunyai anak perempuan usia SD umur 9 tahun, ikuti. Itu sudah sebaik-baiknya langkah preventif, karena apa? Aksi lebih baik daripada kita pasif,” tegasnya.
Ia pun menyarankan perempuan berusia di bawah 18 tahun untuk tidak melakukan hubungan seksual. “Makanya pemerintah menganjurkan usia menikah di Indonesia di atas 19 tahun bagi wanita,” katanya.
Sementara untuk pasangan suami istri, ia menyarankan agar setia pada satu pasangan dalam berhubungan seksual. Pasalnya, virus ini dapat berpindah dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual yang kerap berganti pasangan. Suami istri disarankan melakukan hubungan seksual secara aman, dalam arti alat genital bertemu genital.
Perempuan, baik perokok aktif maupun pasif, berdampak kurang baik bagi kesehatan reproduksi. Bila merasa mengalami gangguan pada alat kelamin perempuan seperti keputihan dan lainnya dapat dikonsultasikan ke dokter ahli, bukannya mengonsumsi obat secara asal tanpa konsultasi.