Badan Geologi: Indeks erupsi Gunung Lewotobi berada pada tingkat 1-3
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan indeks erupsi (VEI/Volcanic Index Eruption) ...
![Badan Geologi: Indeks erupsi Gunung Lewotobi berada pada tingkat 1-3](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/13/1739442598378_copy_2160x1440.jpg)
aktivitas Gunung Lewotobi itu sangat-sangat cepat mengalami guguran di lubang kawah erupsinya
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan indeks erupsi (VEI/Volcanic Index Eruption) Gunung Lewotobi, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur berada pada tingkat 1 hingga 3.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Jakarta, Kamis, menjabarkan bahwa indeks erupsi Gunung Lewetobi untuk tingkat 3 sekaligus yang terbesar yang terkonfirmasi terjadi sebanyak tiga kali.
Adapun berdasarkan data Badan Geologi peristiwa pertama terjadi pada tahun 1675 atau lebih kurang selama 25 tahun, kemudian yang kedua pada 28 September - 30 Oktober 1907, dan ketiga pada bulan 23 Mei - 26 Desember 1932.
Sementara untuk VEI 2 Gunung Lewotobi dipaparkan dalam siaran Badan Geologi terjadi pada 23 Desember 2023 - 16 Agustus 2024 dan berlangsung berkelanjutan.
"Erupsi Gunung Lewotobi berada pada rentang 1 hingga 29 tahun, yang terpendek 1-7 tahun dan terlama 18-19 tahun. Dengan rentang VEI 1-3," kata dia.
Baca juga:
Menurut Wafid, serangkaian erupsi dan aktivitas vulkanis itu cukup mempengaruhi kondisi kedua lubang kawah Gunung Lewotobi yang saat ini sudah semakin melebar karena dindingnya mengalami longsor atau gugur, tepatnya berada pada bagian barat laut.
Adapun Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar dengan dua puncak yakni Lewotobi Laki-Laki dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan Lewotobi Perempuan.
Pihaknya memastikan bahwa perubahan kedua kawah ini terus dipantau oleh tim Badan Geologi dan sudah diintensifkan mulai dari 18 Oktober 2024 yang dilakukan pemantauan langsung menggunakan perangkat pesawat tanpa awak (drone).
"Ini semua berdasarkan tingkat aktivitas yang dipantau terus dari teman-teman di lapangan, khususnya pos gunung lewotobi laki-laki. Artinya aktivitas Gunung Lewotobi itu sangat-sangat cepat mengalami guguran di lubang kawah erupsinya," kata dia.
Baca juga:
Dari temuan tersebut Badan Geologi berharap juga bisa menjadi rujukan untuk dilakukan serangkaian aksi mitigasi bencana bukan hanya paparan material vulkanik saat terjadi erupsi tetapi, kata dia, juga mitigasi bencana banjir lahar dingin yang berpotensi terjadi ketika bagian puncak-lereng dilanda hujan.
Hasil pemetaan zona rawan bencana yang dilakukan tim Badan Geologi menunjukkan setidaknya kawasan Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawakote yang cukup berisiko terdampak banjir lahar dingin karena beririsan langsung dengan aliran sungai di Gunung Lewotobi.
Dia menambahkan bahwa Badan Geologi juga merekomendasikan supaya masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki–Laki ataupun wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya-timur laut sejauh 7 kilometer setelah statusnya dinaikkan menjadi Level IV (Awas) per Kamis dini hari tadi.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025