Mensos akan latih penerima bansos tentang modal hingga manajemen
Menteri Sosial Saifullah Yusuf akan melatih para penerima bantuan sosial (bansos) dan keluarga penerima manfaat (KPM) ...
![Mensos akan latih penerima bansos tentang modal hingga manajemen](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/12/IMG-20250212-WA0022_3.jpg)
Nantinya pendampingan hingga pelatihan akan melibatkan para para pilar sosial yang bekerja secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf akan melatih para penerima bantuan sosial (bansos) dan keluarga penerima manfaat (KPM) tentang modal hingga manajemen sehingga mereka dapat berdaya.
"Nanti akan kita geser mereka (yang telah keluar/graduasi dari bansos Kemensos) ke program kementerian/lembaga terkait yang programnya bukan lagi bansos, melainkan program bantuan modal, pendampingan, penciptaan pasar, manajemen," kata Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Mensos menyampaikan hal tersebut saat memberikan arahan kepada 500 pilar sosial di Universitas Islam Negeri (UIN) K.H Abdurrahman Wahid, Pekalongan, Jawa Tengah.
Ia menjelaskan nantinya pendampingan hingga pelatihan akan melibatkan para para pilar sosial yang bekerja secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan melalui sinergi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penurunan kemiskinan, termasuk kolaborasi dengan civitas akademik di berbagai kampus dalam mendesain program pengentasan kemiskinan yang lebih efektif.
"Kemarin saya mengajak kampus, ada penandatanganan kesepahaman (MoU). Nanti kita berikan data kemiskinan di sebuah desa, di situ dibikin perencanaan pengentasan kemiskinannya bersama kampus, kemudian kita intervensi menjadi desa yang tidak ada masyarakat miskinnya lagi," ujar dia.
Ia menyebutkan, saat ini, persentase data kemiskinan masyarakat Indonesia hampir 1/5 berada di Jawa Tengah, yaitu sebesar 14,12 persen atau sebanyak 3.704.330 masyarakat Jawa Tengah merupakan penduduk miskin.
Baca juga:
Baca juga:
"Kita harus berkolaborasi untuk menurunkan kemiskinan. KPM juga harus didukung oleh pihak lain supaya lebih cepat mentas dari kemiskinan," ujar dia.
Menurutnya, agar bisa bekerja efektif dan maksimal, Kemensos tentu membutuhkan kerja sama yang baik dengan pihak lain, utamanya pemerintah daerah.
"Saya ingin kolaborasi dan tidak mau jalan sendiri bu Bupati. Maka pendamping tidak usah ragu berkoordinasi dengan dinas sosial (dinsos) dan kalau perlu dengan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda)," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengemukakan arah kerja Kemensos ke depan bukan lagi fokus pada pemberian bansos, melainkan juga meningkatkan program pemberdayaan sosial.
"Setelah programnya Pak Menteri ini berjalan, maka namanya nanti bukan lagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), tetapi menjadi Keluarga Berdaya Mandiri (KBM)," ucapnya.
Ia menambahkan, saat ini Kemensos sedang merumuskan MoU dengan pemerintah daerah dan akan diambil pengambilan sebagian (sampling) data di tiga desa untuk dilakukan berbagai program pengentasan kemiskinan terhadap masyarakat miskin yang ada di Jateng.
"Jadi di Jateng ada dua cara yang dilakukan untuk pengentasan kemiskinan yaitu melalui pilar-pilar dengan menggraduasi 10 KPM per tahun, dan kedua adalah kita akan memberikan contoh untuk proses graduasi di desa-desa," paparnya
Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden yang menginginkan kemiskinan ekstrem di tahun 2026 sudah dapat di tekan di angka 0 persen. Sedangkan di tahun 2029, kemiskinan yang ada di Indonesia ditargetkan berada di angka 4,5 persen.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengemukakan kolaborasi dengan Kemensos di bawah kepemimpinan Gus Ipul telah terjalin dengan sangat baik.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Kemensos, pada saat kemarin Pekalongan terkena banjir dan longsor, Kemensos selalu berada di samping kami, memberikan bantuan, santunan, dan memantau hingga masa tanggap darurat selesai dua minggu kemarin," ucap Fadia.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025