Bahlil Minta Maaf Usai Kontroversi LPG 3 Kg: Jangankan Popularitas, Nyawa pun Saya Siap Berikan

Bahlil minta maaf akui kebijakan pelarangan pengecer menjual gas elpiji 3 Kg masih belum tepat sehingga menimbulkan masalah di masyarakat. 

Bahlil Minta Maaf Usai Kontroversi LPG 3 Kg: Jangankan Popularitas, Nyawa pun Saya Siap Berikan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri ESDM, Lahadalia meminta maaf seusai kontroversi kebijakan pelarangan menjual gas elpiji 3 kilogram. 

Kebijakan itu langsung dicabut setelah membuat banyak antrean pembelian gas bersubsidi tersebut.

Bahlil mengakui kebijakannya tersebut masih belum tepat sehingga menimbulkan masalah di masyarakat. 

Kali ini, dia sudah membenahi dengan meningkatkan status menjadi sub pangkalan agar bisa menjual gas elpiji 3 Kg.

"Kemarin ada sedikit yang kurang pas menurut saya dan saya sudah minta maaf kepada rakyat adalah sub pangkalan ini, ini tiba-tiba kita stop. Ini yang kemudian sekarang kita ubah bertahap kita lakukan penataan agar tetap mereka bisa berjalan dan sekarang mereka sudah bisa berjalan," ujar saat sambutan dalam Rakernas Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Sabtu (8/2/2025).

Bahlil menuturkan kebijakannya tersebut sejatinya diambil dengan tujuan baik. 

Menurutnya, dia tidak mau adanya mark up dalam penjualan gas elpiji 3 Kg.

Sebab, kata , pemerintah sudah mensubsidi gas elpiji 3 Kg Rp 36.000 per tabungnya. 

Dengan begitu, harga jual gas elpiji bersubsidi yang diterima masyarakat seharusnya maksimal Rp 19.000.

Baca juga:

Namun, Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut pihaknya masih banyak menerima harga jual gas elpiji 3 kg di masyarakat mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000.

"Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apakah ini kita biarkan? kalau memang kita konsen, Golkar sebagai bentuk daripada partai yang memperjuangkan apa yang menjadi hak rakyat, saya berpandangan ini harus kita luruskan yang bengkok," ungkapnya.

Oleh sebab itu, menuturkan pihaknya tidak mau tinggal diam melihat masalah tersebut. 

Dia mengakui kebijakannya yang diambil tersebut pun tidak populer di masyarakat.

Akan tetapi, mengklaim dirinya siap untuk mempertaruhkan reputasi dan nyawanya demi masyarakat dan negara.

"Saya tahu ini adalah keputusan yang tidak populer bagi saya, tapi untuk memastikan hak-hak rakyat mendapat dari apa yang negara berikan maka jangankan popularitas nyawa pun saya siap berikan untuk rakyat bangsa dan negara," tegasnya.

Baca juga:

Di sisi lain, pun menyoroti adanya masalah gas elpiji 3 Kg yang dioplos ke tabung gas elpiji 12 Kg. Dia menuturkan masalah ini juga memunculkan potensi kebocoran harga.

"Itu dioplos minta ampun. Gas 3 Kg diambil dioplos ke tabung 12 Kg kemudian dijual ke industri, itu rata-rata 5-10 persen bocornya. LPG itu coba cek benar nggak 3 Kg, ada yang cuma 2,5 Kg, ada yang cuma 2,4 Kg. Jadi ada 3 potensi kebocoran daripada LPG," pungkasnya.