Bauran Energi Baru Terbarukan Indonesia Capai 15%, Terbesar Ada di Sumatera
Sumatera menjadi pulau dengan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan terbesar yaitu mencapai 5, 2 GW.
![Bauran Energi Baru Terbarukan Indonesia Capai 15%, Terbesar Ada di Sumatera](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2025/01/20/2025_01_20-14_32_00_fec6e8a2-d705-11ef-bc09-ff48b6e30e4b_960x640_thumb.jpg)
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan Indonesia mencapai 15,1 Gigawatt atau 15% dari total kapasitas listrik terpasang pada 2024. Sumatera menjadi wilayah dengan kapasitas pembangkit dan bauran energi baru terbarukan (EBT) terbesar di Indonesia sampai dengan 2024.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan kapasitas pembangkit listrik di Indonesia sampai dengan 2024 mencapai 101,1 Gigawatt (GW) yang terdiri dari 86 GW pembangkit fosil dan 15,1 GW atau 15% berasal dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Fosil ini termasuk batubara, gas dan BBM 85% yang energi baru terbarukan sebear 15%,” ujar Bahlil dikutip dari tayangan youtube Kementerian ESDM, dikutip, Selasa (11/2).
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, Sumatera menjadi wilayah dengan bauran EBT terbesar di Indonesia sebesar 6,2 GW atau 33% dari pembangkit EBT terpasang. Sementara 86 GW atau sebesar 85% sisanya berasal dari pembangkit berbasis fosil.
Selanjutnya, Sulawesi menjadi wilayah kedua yang memiliki bauran EBT terbesar yaitu sebesar 20% atau 2,5 GW pembangkit EBT dan 10,3 GW pembangkit fosil atau sebesar 80%.Pada posisi ketiga ditempati oleh Kalimantan dengan bauran sebesar 14% atau 0,8 GW pembangkit terpasang dan 86% sisanya atau 4,7 GW berasal dari pembangkit berbasis fosil.
Sementara itu pulau Jawa dengan total kapasitas pembangkit terpasang terbesar di Indonesia yaitu 54,5 GW hanya 10%-nya berasal dari pembangkit EBT atau sebesar 5,3 GW. Sedangkan sisanya sebesar 49,2 GW atau sebesar 90% berasal dari pembangkit berbasis fosil.
Sedangkan, pada posisi terakhir ditempati oleh Papua dengan persentase bauran EBT sebesar 3% atau dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 0,3 GW. Raihan ini berbeda jauh dengan kapasitas pembangkit fosil terpasang sebesar 9,5 GW atau sebesar 97%.